Revoluzine Blogger

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Maulydia Taysa Novella

Maulydia Taysa Novella

Mengenai Saya

Maulydia Tasya Novella lahir pada 1994, di kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. saya dibesarkan oleh kedua orang tua, ibunda saya Helmy Hartati yang merupakan seorang perawat di Rumah Sakit Zainal Abidin, Banda Aceh. Ayahanda saya Mahfuz, seorang wiraswasta. mereka adalah pahlawan yang sangat berjasa. saya adalah satu dari sekian banyak blogger Indonesia yang menggunakan blog sebagai wahana pembelajaran online dan memberikan beberapa materi yang terdapat di blog saya untuk dapat digunakan oleh orang lain dengan segala manfaatnya. Maulydia Tasya Novella merupakan seorang siswi MIN Banda Aceh yang meneruskan pendidikannya ke MTsN Banda Aceh dan sekarang di SMA Fatih Tengku Nyak Arief Banda Aceh.. insya Allah saya akan meneruskan pendidikan saya ke Fakultas Kedokteran UGM. amin.

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Entri Populer

Status Dieng naik menjadi SIAGA (Level 3)

Ststus Dieng dinaikkan menjadi SIAGA (Level 3) oleh Badan geologi setelah dilakukan evaluasi aktifitasnya yang meningkat. Dibawah ini cuplikan dari surat yang dikeluarkan oleh Badan Geologi mengenai peningkatan status G Dieng ini.

:( “Wah Pakdhe, tadi malam sebenernya sudah denger beritanya ya ?”

:D “Iya Thole tetapi penumpang kan tidak boleh mendahului supir”

Dalam peenjelasannya, Badan Geologi mendasari pada pengamatan Visual, Kegempaan, serta Gas CO2.

Gunungapi Dieng secara geografis terletak pada 70 54’ LS dan 1090 54’ BT dan secara administrasi termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Pada tanggal 23 Mei 2011, pukul 14:00 WIB, status kegiatan Gunungapi Dieng dinaikkan dari Normal ke Waspada. Catatan erupsi freatik terakhir Gunung Dieng terjadi di Kawah Sileri pada 27 September 2009 pukul 00.05 WIB berupa semburan lumpur.
PEMANTAUAN
Visual
http://www.ulb.ac.be/sciences/cvl/DKIPART1.pdf

Lokasi Kawah Timbang (tanda X) sebelah kiri atas.

Pemantauan secara visual terhadap Kawah Timbang, sejak tanggal 22 Mei 2011 mulai teramati hembusan asap kawah berwarna putih tipis ketinggian sekitar 20 meter dengan perioda kemunculan berkisar antara 15 – 30 menit

Sejak 29 Mei 2011, pukul 06:00 – 16:14 WIB, teramati aliran gas dari Kawah Timbang sejauh 50 meter kearah selatan melalui lembah. Setelah dilakukan pengecekan (semua Pengamat menggunakan masker), teramati tumbuhan tampak kering terkena gas dan dijumpai burung mati (diambil sebagai bukti/sample). Dilakukan pengecekan di Jembatan Sumberejo menggunakan kelinci, gas berbahaya belum mencapai Jembatan Sumberejo, sebagai bukti, kelinci tetap hidup. Hingga saat ini (29 Mei 2011, pukul 18:02 WIB) teramati asap tipis keluar dari Kawah Timbang mengalir kearah Selatan.

Kawah Sileri Kawah Sinila, Kawah Siglagah, Kawah Condrodimuko dan Kawah Sikidang tidak terjadi perubahan secara visual.
Kegempaan

Dalam periode 18-22 Mei 2011, terekam 62 kejadian gempabumi Vulkanik Dalam, 59 kejadian gempabumi Vulkanik Dangkal, 3 kejadian Gempabumi Tektonik Jauh dan 1 (satu) kejadian Gempabumi Tektonik Lokal.

Pada tanggal 29 Mei 2011 pukul 00:00 hingga 06:00 WIB, terekam 5 kejadian Gempabumi Vulkanik Dalam, 3 kejadian Gempabumi Tektonik Lokal dan 2 kejadian Gempabumi Tektonik Jauh. Pada pukul 06:02 WIB, terekam Gempabumi Terasa MMI 2, kemudian diikuti serentetan Gempabumi Vulkanik kecil-kecil yang merupakan Gempabumi Vulkanik Dangkal.
Gas CO2

Pada status Waspada konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang mencapai 0,106 % volume Pada 28 Mei 2011, tiba-tiba terjadi peningkatan konsentrasi gas CO2.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemantauan secara visual, gas CO2 dan kegempaan di G. Dieng terjadi peningkatan aktivitas vulkanik. Maka terhitung mulai tanggal 29 Mei 2011 pukul 20:45 WIB, status G. Dieng dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III)

Pemantauan aktivitas G. Dieng dilakukan secara intensif oleh Tim Tanggap Darurat G. Dieng.

Dilakukan koordinasi secara menerus dengan BNPB, BPBD Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Batang dan seluruh pemangku kepentingan.
REKOMENDASI

Sehubungan dengan peningkatan status dari Waspada menjadi Siaga Gunung Dieng maka direkomendasikan sebagai berikut :

Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 1000 meter dari Kawah Timbang, mengingat ancaman bahaya gas beracun yang berbahaya bagi kehidupan, dengan sifat tidak tampak dan tidak berbau, yang setiap saat dapat terjadi.

Masyarakat agar tetap tenang, tidak terpancing isyu-isyu terkait dengan aktivitas Gunung Dieng yang tidak jelas sumbernya. Untuk itu masyarakat dapat berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Dieng, dengan alamat Desa Karang Tengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, atau dengan Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Batang, atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung.

Sumber berita : “Badan geologi”

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Seluk dan Beluknya Gunungapi

Sudah sering kita mendengar dan melihat bagaimana gunungapi beraksi. Namun ada baiknya juga dongengan tentang seluk dan beluknya gunungapi dibawah ini dibaca-baci. Artikel dari VSI (Vulkanological Survey of Indonesia) ini cukup lengkap menjelaskan bagaimana terbentuknya, asal usul serta jenis-jenisnya.

Gunung Merapi setelah erupsi 2010. (sumber Badan Geologi)

:( “Wah dongeng yang bagus Pakdhe, boleh dikopi untuk mengajar anak SD SMP kan ?”

:D “Ilmu itu akan berguna kalau dibagi-bagi Thole. Disini ilmunya gratis ! Silahkan kalau dikopi-paste tapi disebutkan sumbernya ya”

Selain keindahan dan kemegahannya, gunung api menimpan berbagai cerita ilmiah maupun non ilmiah bin klenik yang selalu menarik. Yang dibawah ini cerita ilmiahnya gunungapi.
Apa sih gunungapi itu ?

Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.

Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan (2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya; (3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

terangkat3.jpg :( “Looh apakah setiap gundukan besar itu akibat gunungapi ?”

:D “Thole gundukan atau pegunungan juga dapat dibentuk oleh aktifitas tektonik atau pengangkatan. Coba baca lagi tulisan bagaimana Pulau Jawa di dongkrak disini“

Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:

1. Tipe Hawaiian,yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana;
2. Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua;
3. Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar;
4. Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkankubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;
5. TipeUltra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;
6. Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampaidasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringdisertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;
7. Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.

Tipe Letusan Gunungapi

Bentuk dan bentang alam gunungapi, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah,membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik ataufreatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.

Penampang suatu gunungapi dan bagian-bagiannya. (Diedit dan modifikasi dari Krafft, 1989)

Struktur gunungapi, terdiri atas : (1) struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar; (2) kaldera, bentukmorfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kalderaletusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yangsangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terusmenerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera; (3) rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok diantara rekahan disebut graben; (4) depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapaiukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

:( “Pakdhe, konon ada cerita tentang Krafft ini ya ?”

Ada kisah heroik dibawa oleh Suami-istri Krafft yg membuat penampang diatas :

Maurice dan Katia Krafft adalah volcanologists Perancis yang mengabdikan hidup mereka untuk mendokumentasikan letusan gunung berapi khususnya dalam foto-foto dan film. Krafft yang meninggal pada 3 Juni 1991 ketika mereka terkena aliran piroklastik di Unzen gunung berapi di Jepang. Selama hidup mereka, mereka mengunjungi ratusan, bahkan ribuan, gunung berapi di seluruh dunia! Mereka juga memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan mitigasi bahaya gunung berapi dan citra mereka digunakan untuk mengakhiri ini sebisa mungkin. Selain terjadi kematian dari Krafft pada peristiwa saat yang sama, adalah kematian vulkanologi Amerika Harry Glicken yang berada di lokasi yang sama. Harry telah melakukan beberapa penelitian perintis pada puing-puing serta longsoran vulkanik dan membantu untuk mengembangkan pemahaman kita tentang fenomena ini. Sekitar 40 wartawan yang menyertai Krafft itu juga dibunuh oleh aliran piroklastik yang sama. Mereka adalah pahlawan volkanologi dunia.

Letusan-letusan ini dapat dikelompokkan juga berdasarkan tipe lavanya seperti dibawah ini:

Bentuk Gunungapi

Sumber: internet

Jadi gunungapi dikenali berdasarkan atas berbagai tipe dan jenisnya.

Gembul Kucing Gaul juga punya FB (klik)

:( “Pakdhe, kenapa sih gunungapi saja dipilah-pilah jenis dan ragamnya. Bukannya semuanya terbentuk dengan cara yang sama?”

:( “Thole mengenal gunungapi ini mirip mengenal binatang. Yang namanya kambingpun berbagai jenis. Dan masing-masing jenisnya cara berternaknya berbeda. Sama halnya dengan gunungapi, mereka juga memiliki berbagai jenis dengan perilaku yang berbeda-beda. Lah wong kucing saja walaupun jenisnya sama ada kucing pendiem dan ada kucing gaul seperti si Gembul itu kok”

KAPAN GUNUNGAPI TERJADI ?

Gunungapi yang masih aktif saat ini terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dansebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik. Perlu dicatat, tentusaja sejak awal pembentukan bumi juga sudah ada aktifitas vulkanisme.

Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerahLaetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.

Di Indonesia hubungan gunungapi dan kebudayaan serta perilakunya pernah dituliskan di dongengan disini
DIMANA GUNUNGAPI TERJADI ?

Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekarankerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua;busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samuderayang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama dengan dengan pembentukan busurgunungapi. (Modifikasi dari Krafft, 1989)
MENGAPA TERJADI GUNUNGAPI ?

Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mepunyaibanyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukandan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi.

Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, sepertielemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan.Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerakmenyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyaiketebalan 70 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel.Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut jugaastenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadipelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliartahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.

Penampang bumi. (modifikasi dari Krafft 1989)

Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida yangtidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk.200 km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine, piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel. (Modifikasi dari Krafft, 1989;Sigurdsson, 2000).
BAGAIMANA GUNUNGAPI TERBENTUK ?

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda :

1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikankesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapitengah samudera.

2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibatgesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak kepermukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.

3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuanatau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lavasepanjang rekahan.

4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagimagma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yangmembentuk deretan gunungapi perisai. Penampang diagram yang memper lihatkan bagaimana gunungapi ter bentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yangmenghasilkan busur gunungapi, busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi tengahbenua dan busur gunungapi dasar samudera. (Modifikasi dari Sigurdsson, 2000).

Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan kerakSamudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalamsehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll. (Modifikasi dari Katili, 1974).
BAHAYA GUNUNGAPI

Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung(sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang langsung oleh letusangunungapi adalah :

1. Leleran lava

leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusaksegala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung darikekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauhjangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikangunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya cukuplamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya.

Leleran lava dapat merusak segala bentuk infrastruktur. Foto Macdonald.

2. Aliran piroklastik (awan panas)

Aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian,letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah.Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas darimagma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan jangkauan alirandapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut.

Awanpanas Gunung Merapi (Badan Geologi)

Awan panas mempunyai mobilitas dan suhu tinggi sangat berbahaya bagipenduduk sekitar gunungapi.

3. Jatuhan piroklastik

Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukuptinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah anginkemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalantertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapatmenggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan.

Hujan abu dapat merusak tanaman, merobohkan rumah, mengganggupernafasan dan membahayakan jalur penerbangan pesawat.

4. Lahar letusan

Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancamanlangsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.

5. Gas vulkanik beracun

Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2,HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.

Pengeluaran gas CO2 di G. Dieng membunuh banyak penduduk. Baca tentang Dieng disini
Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunungapi aktif:

1. Lahar Hujan

lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut olehhujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yangsangat pekat sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran.Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungaiyang dilaluinya dan merusak infrastruktur.

2. Banjir bandang

banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama padalereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukupmembahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.

3. Longsoran vulkanik

longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadirapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoranvulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalampeta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.

Lahar G. Merapi di Muntilan (sumber Antara)
PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNGAPI

Dalam penanggulangan bencana letusan gunungapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapansebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.

1. Sebelum terjadi letusan dilakukan :

* Pemantaun dan pengamatan kegiatan pada semua gunungapi aktif,
* Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona ResikoBahaya Gunungapi yang didukung dengan dengan Peta Geologi Gunungapi,
* Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunungapi,
* Melakukan pembimbingan dan pemeberian informasi gunungapi,
* Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia digunungapi,
* Melakukan peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya sepertipeningkatan sarana dan prasarananya.

2. Setelah terjadi letusan :

* Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan,
* Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya,
* Memberikan saran penanggulangan bahaya,
* Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang,
* Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak,
* Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun,
* Melanjutkan memantauan rutin.

Dimana saja gunungapi di Indonesia ?

Gunung tersebar di Indonesia jumlahnya lebih dari seratus :
JUMLAH SEBARAN GUNUNGAPI
Daerah Tipe-A Tipe-B Tipe-C Jumlah
Sumatera 13 12 6 31
Jawa 21 9 5 35
Bali 2 - - 2
Lombok 1 - - 1
Sumbawa 2 - - 2
Flores 16 3 5 24
Laut Banda 8 1 - 9
Sulawesi 6 2 5 13
Kep.Sangihe 5 - - 5
Halmahera 5 2 - 7
129
KLASIFIKASI GUNUNGAPI DI INDONESIA

1. Tipe A
Gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600
2. Tipe B
Gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsimagmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara
3. Tipe C
Gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia,namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah

Pos pengamatan Merapi, Kaliurang (sumber http://jogjasiana.com)

PROSEDUR TETAP TINGKAT KEGIATAN GUNUNGAPI

1. Aktif Normal (Level I)
Kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan dari hasil visual,kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkanadanya kelainan
2. Waspada (Level II)
Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secaravisual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya
3. Siaga (Level III)
Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual/pemeriksaankawah, kegempaan dan metoda lain saling mendukung.Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikutiletusan
4. Awas (Level IV)
Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupaabu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akandiikuti letusan utama

Radio Komunikasi dari Pos-Pos PGA ke DVMBG

Dam pengelak lahar di lereng G. Merapi, Jawa Tengah. (Promer)

Model rumah yang disarankan untuk daerah sekitar gunungapi, agar terhindar dari bebanendapan abu gunungapi.

Ruman Aman Gunungapi (sumber VSI)

* Kemiringan atap 45o atau lebih curam lagi
* Tiang penopang atap lebih kerap dibantu dengan tiang diagonal
* Dianjurkan atap terbuat dari seng agar tahan panas dari lontaran batu (pijar)

Sumber dongengan modifikasi dari artikel terbitan VSI-Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Bagaimana Uranium Terbentuk dan Bersembunyi ?

logo-mgeiCerita tentang deposit Uranium di Indonesia tentunya sangat menarik. Namun sebelum melihat depositnya kita lihat dulu bagaimana kisah deposit ini di saentero dunia. Pak Sukmandaru ketua MGEI (Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia) yang merupakan organisasi dibawah IAGI melantunkan ceritanya dibawah ini.

:( “Whadduh Pakdhe, lah nanti ada radiasi keluar dari lokasi-lokasi terdapatnya tambang Uranium ini juga ya ?”

:D “Thole alam itu juga mengeluarkan radiasi juga yang secara alami sudah akan dikompensasi oleh alam itu sendiri. Pemanfaatannya yang perlu diketahui caranya secara benar. Makanya belajar, jangan sampai kamu takut karena tidak tahu. Tapi perlu waspada karena mengerti potensi bahayanya !!”

Menurut Pak Sukmandaru ahli pertambangan di Indonesia ini melantunkan, bahwa sampai kini, ada belasan model keterdapatan U (Burrows, 2010 – meringkaskannya ada 13 tipe deposit) dimana sebagian sudah ditambang secara komersial (di luar Indonesia tentunya). Sebagian deposit tersebut bukan merupakan tambang/ daerah prospek “single commodity” U, tetapi yang biasanya merupakan gabungan dengan komoditi lainnya (seperti Olympic Dam di South Australia yang mengandung Cu, Au dan U….. walaupun U-nya belum diproduksi secara komersial). Kadar U dari berbagai tipe deposit tersebut bervariasi dari 0.03 sd 25.0%.


:( “Wah, Ustrali paling banyak uraniumnya ? Ini yang membuat orang asli aborigin itu item-item, gosong ya, Pakdhe ?”

:D “Hust, ga ada hubungannya !”

Dari kompilasi Burrows (2010), U yg terkandung dalam sedimentary phosporite (disebut sbg tipe Phosphorite) menyumbang jumlah sumberdaya global (tingkat dunia) terbanyak (6,5 juta ton U). Tetapi kadar U pada tipe deposit ini relative rendah yakni 50 – 500ppm. Seluruh tipe deposit ini dideliniasi dari cekungan tua (Phanerozoic) di USA, Maroko dan Yordania, walau sampai saat ini belum ada yg berproduksi.

Penyumbang terbesar kedua dari cadangan global adalah dari type deposit “black shale” yakni 4,4 juta ton dengan kadar rendah 50 – 400ppm (seperti halnya type phosphorite, belum ada produksi tercatat dari type deposit ini). Lagi-lagi deposit ini berasal dari cekungan sedimen tua berumur Cambrian (spt Alum Shale-Ranstad di Swedia).

Terbesar ketiga adalah “Sandstone hosted” yakni sebesar 1,5 juta ton U. Menariknya, type deposit ini punya kisaran umur panjang dari Phanerozic sampai Tertiary. Kadar rata-rata adalah 50 – 500ppm, dan sampai 2007 sudah diproduksi sekitar 10,000 ton U yg merupakan 30% produksi dunia (yakni dari Kazakhstan, Australia, Gabon, Nigeria dan Argentina). Uranium pada deposit ini diendapkan sbg uranitite atau coffinite, diendapkan dari air formasi (basinal brines) yang berinteraksi dengan reductant spt carbonaceous material, hydrocarbon dan mineral sulfida. Deposit ini umum terendapkan dalam bentuk (1) tabular sejajar dengan lapisan batupasir, (2) roll-front deposit membentuk tubuh deposit melengkung, atau (3) deposit pengisian sepanjang patahan/ struktur. Beberapa deposit baru tipe ini diketemukan di Kazakhstan pada sedimen (batupasir) Paleocene-Eocene (spt Inkai, Moinkum dll) yang berdampingan dengan cekungan minyak . Mungkinkah type spt ini ada di Indonesia?

Deposit dengan kadar relative tinggi adalah “unconformity related”, kadar rata-rata 1.0 – 25% U. Tipe ini menyumbang sekitar 650,000 ton global resources. Beberapa penemuan baru di Kanada (Athabasca basin) dan Australia (Ranger basin) berasal dari type ini. Sekitar 20% produksi U dunia berasal dari tipe ini. Type ini diendapkan pada basin tua (basal zone) yang menumpang diatas basement (biasanya metamorphic) dengan kandungan U.

Type deposit lain yang berhubungan dengan magmatisme (intrusive/ plutonic related) adalah:

* a. IOCG (Iron Oxide Copper Gold) – global resource sebesar 900,000 ton, dengan contoh Olympic Dam (Australia)
* b. Intrusive – pegmatite hosted – global resource sekitar 290,000 ton, contoh di Greenland, South Africa, dan penemuan baru di Rossing (Namibia).
* c. Volcanic – caldera associated – 210,000 ton, spt di Dornot (Mongolia), Xiangshan (China), McDermit (USA)

Bagaimana dengan Indonesia? Sampai kini belum ada laporan ttg keterdapatan (occurrences) U yg berasosiasi dengan batu sedimen. Namun, dari setting geologinya, type deposit yg berhubungan dengan magmatisme kemungkinan sekali bisa terjadi, baik sbg “intrusive/ plutonic related” maupun “volcanic hosted”.

Untuk tipe IOCG, kemungkinan keterdapatannya di Indonesia kecil, karena sejauh ini IOCG terjadi di lingkungan magmatisme alkaline tua (Proterozoic) – walaupun di diskusi MGEI, bbrp kawan membantahnya bahwa IOCG bisa saja terjadi di lingkungan magmatisme muda spt yg terjadi di Andes. Beberapa model keterdapatan U diilustrasikan pada diagram di bawah ini.


Note ” Coba bandingkan gambar diatas dengan gambar penampang tektonik yang sering digambarkan di dongengan ini”gempa-aceh.jpg

Tentunya mudah melihat kemiripan penampang tektonik sederhana tentang terbentuknya gempa bumi dengan pola tektonik terdapatnya Uranium. Ya memang keduanya dibangun dari pemikiran yang mirip tentang proses utama di bumi ini. Tektonik memang sangat komoleks terbentunya namun juga sangat banyak sumberdaya yang dibentuknya.

:( “Assyik, aku belajar tektonik saja lah !”

Tidak semua Uranium berasosiasi dengan gunung api. Namun juga batuan sedimen dapat menjadi sumber terendapkannya mineral mengandung uranium. Endapan-endapan hasil erosi gunung batuan beku yang awalnya mengandung uranium malah akan tersaring secara alamiah.


Dan tentusaja dalam lingkungan vulkanik active seperti yang terbanyak di Indonesia juga memiliki kemungkinan terdapatnya jebakan Uranium ini.

Indonesia sebagai negara yang memiliki kondisi tektonik yang sangat kompleks tentusaja akan memiliki potensi terdapatnya uranium ini. Dan BATAN sebagai satu-satunya otoritas pengelola mineral radioaktif telah mengeluarkan peta sumberdaya spt yg ada di bawah ini.


Demikian sekelumit cerita terdapatnya Uranium di dunia dan kemungkinan adanya di Indonesia. Semoga seteguk dahaga keingin tahuan tentang uranium bisa

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Jenis-jenis Gempa dan Istilah-istilah Gempa

Sudah sering kita mendengar gempa namun sangat jarang kita melihat ada beberpa jenis gempa yang kita alami. Semua gempa memang menyebabkan fenomena yang berupa goyangan. Namun tidak semua goyangan disebabkan oleh hal yang sama.

:( “Wah asik nih, Pakdhe sudah mulai berteori, tidak hanya bercerita fenomena”

:D “Mumpung ga banyak gejala alam ya kita cerita teori saja dulu Thole”

Secara teori ada beberapa jenis gempa dilihat dari cara mengklasifikasikannya. Gempa bisa dilihat dari genesa terjadinya, besarnya kekuatannya, juga bisa dilihat dari fenomenanya.
Klasifikasi genesa gempa

Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:

1. Gempa Tektonik;
2. Gempa Vulkanik;
3. Gempa Runtuhan;
4. Gempa Jatuhan;
5. Gempa Buatan
6. Nah kita lihat satu-satu secara sederhana ya ?

Gempa Tektonik

Sudah tahu tektonik kaan ? Ya bergeraknya lempeng-lempeng atau kerak bumi. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi. Karena gesekan antar lempengan ini menyebabkan gempa, ini yang paling sering terjadi selama ini.

Tentusaja ini perlu dijelaskan lebih lanjut, karena gempa ini pasling sering terjadi dan merupakan salah satu jenis gempa yang dinilai paling merusak.

:( “Iya donk Pakdhe, dongengin selanjutnya “

:D “Iya thole nanti ditulis terpisah saja”

Gempa Vulkanik

Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.

Silahkan baca kelanjutannya disini : Memonitor polah tingkah Gunung Kelud yg sedang kritis
Gempa Runtuhan

Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.

Coba bayangkan kalau longsoran batu besar seperti yang diterangkan disini : Melihat jenis-jenis longsoran dengan video Lihat jeni jatuhan batu besar inipun akan menyebabkan getaran cukup kuat. Bahkan swara-swara glung-bleng di selatan Jogja pernah diisukan akibat runtuhan gua-gua dibawah tanah. Silahkan baca disini Getaran Trenggalek: Rayapan, Vulkanik atau Tektonik ?
Gempa Jatuhan

Kawah meteor

Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.

Nah dugaan jatuhnya meteor besar di Indonesia juga pernah di dongengkan disini : Berburu Kawah Meteor (Geo-Circle) di Indonesia
Gempa Buatan
Seismik eksplorasi

Seismik eksplorasi

Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.

Salah satu manfaat getaran gempa buatan ini adalah pemnfaatannya dalam eksplorasi minyak dengan teknik yang disebut seismik eksplorasi.

stetoscope.jpgJadi walaupun selama ini goyangan dan getaran ini selalu saja dianggap merusak namun apabila manusia mampu berpikir maka getaran ini justru dapat dimanfaatkan untuk meneliti bumi itu sendiri. teorinya ya mirip dokter yang mendengarkan getaran-getaran yang ada di dalam perut itu.

Nah diatas itu jenis-jenis gempa dilihat dari cara terjadinya atau genesa terbentuknya.
Kalisifikasi besarnya kekuatan gempa,

Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), USGS membedakan gempabumi dapat dibedakan atas :

* 0.0-3.0 : gempa micro
* 3.0-3.9 : gempa minor
* 4.0-4.9 : gempa ringan
* 5.0-5.9 : gempa sedang
* 6.0-6.9 : gempa kuat
* 7.0-7.9 : gempa mayor
* 8.0 and greater : gempa kuat

Berdasarkan kedalaman episenter

Berdasarkan kedalamannya (h), gempabumi digolongkan atas :

Gempa bumi dangkal antara 0 dan 70 km dalam; gempa menengah, 70-300 km dalam, dan gempa bumi dalam, 300-700 km dalam. Secara umum, istilah pusat gempa dalam (deep-focus earthquakes) dipakai untuk gempa bumi yang pusatnya lebih dari 70 km. Semua gempa bumi yang kedalamannya lebih dari 70 km sering terjadi dalam mantel bumi, tidak hanya dalam kerakbumi saja.

Ingat kerak bumi memiliki kedalaman hanya sekitar 60 Km saja.
Istilah-istilah lain dalam gempa

* Foreshocks
Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum terjadinya gempa besar.
* Main shock
Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
* Aftershocks
Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang memiliki kekuatan diatas 6M biasanya memiliki gempa susulan.
* Earthquake Swarm
Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi tertentu. Sering berasosiasi dengan vulkanisme.
* Primary and Secondary Quake
Gempa primer adalah goyangan gempa yang datang duluan karena getaran ini memiliki kecepatan rambat paling besar. Sedangkan gempa sekunder adalah goyangan atau getaran yang datang setelahnya karena memiliki kecepatan rambat lebih rendah.

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Bukan sekedar muter keran – Perlu “Exploration Sharing Contract”

Gambar dibawah ini merupakan salah satu slide yang saya presentasikan kemarin diacara Panelis Discussion di acara Join Convention Makassar (HAGI-IAGI). Gambar ini menunjukkan bahwa jeda waktu (time lag) sejak diketemukan hingga mencapai puncak produksi migas itu berkisar 15-30 tahun !! (tercepat saat ini masih 5 tahun, dan untuk lapangan raksasa (Duri) memerlukan 50 tahun !) Jadi keputusan strategis itu ndak bisa dipakai untuk mendongkrak popularitas politis.

Yang diperlukan saat ini adalah seorang negarawan sejati untuk memikirkan strategi masa depan negeri !!

Selang waktu antara penemuan hingga puncak produksi migas di Indonesia.

:( “Wah, Pakdhe sekarang mulai serius kalau berbicara. Selamat ya, Pakdhe !”

:D “Guyon itu ada waktunya. Sesekali harus serius Thole”

Saat ini untuk satu lapangan saja detilnya mungkin rata-rata sejak discovery hingga first oil 5-10 tahun, namun kebanyakan bahkan lebih dari 10 tahun. Untuk yang super cepat mengikuti prosedur POP (Put on Production) diamana dahulu sering disebut “prolong test”, statusnya mirip ngetest produksi (DST) tetapi prinsipnya sebenarnya sudah memproduksikan. Menurut pengamatan selintas POP ini secara nasional mungkin dampak produksinya kecil (cmiiw). Walaupun memberikan nilai keekonomian lebih baik pada kontraktor sebagai insentif.
Minyak

Kita lihat dahulu untuk minyak (oil). Gambar terlampir ini menunjukkan lebih kepada dampak sebuah kebijakan strategis kedalam aggregat produksi untuk keseluruhan Indonesia. Memang tidak bisa dianggap hanya dampak kebijakan thok yang berpengaruh, harga minyak serta iklim investasi juga mempengaruhinya. Yang dapat dilihat disini antara lain adalah produksi yang langsung anjlok 30 tahun setelah PSC dicanangkan. Kalau melihat bahwa backgrond produksi dibaliknya ada Minas dan Duri yang merupakan andalan utama selama ini. Ini tidak bisa dipungkiri bahwa keputusan besar akan di ‘drive’ oleh lapangan besar ini. Dan tentunya kita tahun bahwa satu periode produksi adalah 30 tahun. Tentusaja setiap investor akan mengoptimasi produksinya untuk masa 30 tahun ini. Wajar saja. Dan inilah yang saya maksudkan sebagai konsekuensi logis dari PSC adalah merosotnya produksi setelah habis satu masa PSC.

Gas memiliki latar belakang sedikit berbeda, namun kalau dilihat dari lagtime sejak penemuan (discovery) hingga produksi juga memerlukan waktu yang sama (sama lamanya). Tentunya gas merupakan andalan masa depan. Hanya saja perlu difikirkan supaya pelajaran dari kisah anjloknya produksi minyak supaya tidak berulang (yang mengagetkan) pada produksi gas nantinya. Perlu dibuat pemikiran lain supaya ada usaha eksplorasi menggantikan gas yang diproduksi dikenal dengan istilah penyeimbangan R/P (RtP – Reserves to production).
Eksplorasi

Secara sederhana tentunya dikeahui bahwa minyak yang diproduksi harus diganti dengan penemuan baru. Kita tahu bahwa saat ini yang diperlukan adalah meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk mengganti migas yang diproduksi, sehingga industri migas tetap dan mampu berkesinambungan. Saat ini kontrak pengusahaan migas yang ada saat ini memang disebut sebagai PSC (PRODUCTION sharing contract) saat ini kita tahu bahwa eksplorasinya yg kurang berhasil, karena itu barangkali perlu EXPLORATION Sharing contract (ESC) !

Bagaimana kalau dibuat kontrak pengusahaan eksplorasi (ESC), bila lapangan yg diketemukan saat eksplorasi tsb tidak diproduksikan maka akan dibeli oleh negara seharga (sebagai contoh saja) 10% dari harga wajar saat itu. Artnya perusahaan yg melakukan eksplorasi tidak benar-benar rugi 100% bila eksplorasinya gagal mencapai nilai keekonomian. Karena bagaimanapun sumberdaya yang diketemukan suatu saat dapat dimanfaatkan oleh negara (suatu saat nanti). Dan pembelian cadangan “kecil” (marginal) ini suatu saat akan dimanfaatkan oleh negara (host country).

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Evolusi : Bukan sekedar masalah percaya dan tidak percaya

"Jangan cuman ngikut-ngikut !"

Seorang ilmuwan sering dihadapkan pada keyakinan (keimanan) dengan keyakinannya tentang gejala alam yang diamatinya. Salah satu yang sering menjadi pertanyaan adalah apakah Geologist yang percaya teori evolusi juga percaya bahwa manusia merupakan hasil evolusi juga ?

Pak Koesoemadinata (RPK), seorang professor Geologi dari ITB memberikan sedikit perenungannya dibawah ini. Apakah geologist yg percaya teori evolusi berarti tidak percaya tuhan ?

Evolusi : Masalah percaya dan tidak percaya
(Prof Koesoemadinata)

dituliskan dari obrolan di Mailist IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia)

Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian”

Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu?

Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain.

Prof. Dr RP Koesoemadinata

Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulah salah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini.

Science tidak mengharuskan kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan. Misalnya saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. Hal ini terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam ilmu fisika, maupun kimia, apalagi astrofisika dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy Karl Popper mengatakan semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti dengan teori yang lain, yang lebih maju.

Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal percaya atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan yang logis dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je in de kerk” orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam gereja). Agama itu didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman atas wahyu illahi yang diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab suci, mengenai keberadaan malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak perlu logis atau keberadaannya didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera kita ini. Kebenaran agama kita yakini karena iman, dan kita tidak bisa menilainya secara scientific. Science itu berdasarkan pengamatan dan pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai secara religious/spiritual.

Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya tidak merasa demikian. Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya dan menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja kalau dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan Haditz yang mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan tenteram dan hidup dalam keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang beragama.

sumber:http://rovicky.wordpress.com

Bencana alam sebagai ancaman nasional (Belajar dari banjir Bangkok)

Daerah tangkapan (DAS) Chao Praya. Mirip dengan dengan DAS Ciliwung Jakarta. (Wikipedia)

Banjir yang saat ini (Oktober 2011) terjadi di Thailand dan ancaman banjir terhadap ibukota Bangkok, dengan volume air yang begitu banyak, yang disebut-sebut sebagai banjir terburuk dalam 5 dekade terakhir, betul-betul membuka mata kawan saya, Minarwan, bahwa kurangnya pengalaman manusia dalam menanggulangi sebuah bencana besar membuat kita tidak siap sehingga tidak bisa meminimalkan ancaman tersebut.

:( “Pakdhe, Lik Minarwan ini kan seorang dokteor dari Indonesia kan ? Kok kerjanya di Thailand ?”

:D “Barangkali Pak Lik Minarwan masih ingin menimba ilmu disana thole. Siapa tahu di Eropa ilmunya tidak sebanyak di Thailand” ;)

Minarwan baru beberapa bulan bekerja di Thailand setelah sebelumnya bekerja di Eropa. Menceriterakan pengalamannya mengamati dan mengalami situasi yang sangat bagus untuk menjadi pelajaran bersama. Bagaiamana menghadapi sebuah ancaman bahaya bencana alam yg mengancam stabilitas nasional.

Tanggal 19 Oktober: Nasib Kota Bangkok bersandar pada dining penghambat - Warga di banyak daerah provinsi tetangga Bangkok - Pathum Thani, Nonthaburi dan Nakhon Pathom - dievakuasi sehari sebelumnya, sementara kesempatan untuk keluar dari ibukota banjir mengamuk sekarang tergantung pada beberapa dining penghambat (barrier) sementara
Awalnya dari hujan

Situasi yang saat ini berlangsung di Thailand dimulai ketika curah hujan tinggi menyebabkan bagian utara negara ini, di mana DAS Chao Phraya berada, mendapatkan pasokan air yang berlebihan. Keadaan memburuk ketika ketidaksiapan pemerintah baik lokal maupun pusat bercampur dengan permainan politik dan egoisme pemerintah lokal membuat wilayah tertentu dikorbankan dan wilayah ibukota dipertahankan tapi kemudian ancaman menjadi lebih besar. Bagaimana kalau tanggul-tanggul penahan air sementara yang dibuat dengan terburu-buru itu jebol? Air banjir mungkin bisa menjadi air bah untuk kota Bangkok.

Sebenarnya pemerintah Thailand telah berusaha menangani banjir yang kerap datang. Mereka telah membangun banyak saluran irigasi berukuran besar atau kanal untuk mengendalikan kelebihan air dan mengalirkannya ke laut. Tapi curahan air hujan kali ini sungguh besar. Hujan lebat telah berlangsung hampir 3 bulan di DAS Chao Phraya dan ada pula badai yang datang dari Vietnam serta bersamaan dengan pasang naik di Teluk Thailand sehingga jumlah air yang berhasil dibuang ke laut terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah air yang membanjiri berbagai propinsi.

Berdasarkan berita di media massa berbahasa Inggris di Thailand, ada 16 milyar meter kubik air banjir yang perlu dibuang ke laut secepatnya. Tapi air yang bisa dibuang ke laut lewat kanal dan pompa-pompa yang berfugsi maksimal hanya sekitar 550 juta meter kubik per hari. Jadi, tanpa tambahan air hujan lagi, akan butuh waktu 30 hari untuk membuang air banjir ini ke laut. Jika hendak dibuang secepatnya, yaitu dengan melewatkan air pada tempat alirannya yang alami, air banjir akan lebih cepat surut.

Mengalirkan air lewat jalan alamiah berarti kemungkinan besar harus membanjiri Bangkok, ibukota Thailand, pusat ekonomi dan bisnis paling penting negara tetangga kita ini. Inilah salah satu sumber masalah krisis banjir berkepanjangan saat ini. Gubernur metropolitan Bangkok memutuskan untuk hanya membuka sebagian pintu air di wilayah administrasinya demi “mengontrol” level air di kanal Bangkok dan “mempertahankan” ibukota agar tidak kebanjiran. Jadi, air yang seharusnya bisa melewati kanal-kanal Bangkok dengan maksimal untuk kemudian dipompa ke laut ternyata tidak sampai ke stasiun pemompaan.

Pada tanggal 20 Oktober: Pemerintah mengorbankan timur Bangkok - Dalam upaya untuk menyelamatkan jantung ekonomi, pemerintah akhirnya memilih untuk menggunakan bagian timur Bangkok untuk menguras sejumlah besar banjir dari pinggiran utara

Pak Lik Minarwan menuturkan selanjutnya. Seorang petugas di propinsi Samut Prakan yang berada di sebelah tenggara wilayah metropolitan Bangkok mengatakan bahwa mereka sudah siap menerima air dari Bangkok sejak 3 minggu lalu, tapi air yang mereka tunggu hanya datang dengan volume sedikit sekali. Demi bisa memanage krisis secara terpusat dan terpadu, PM Yingluck Shinawatra kemudian mengambil alih semua kontrol operasi penaggulangan banjir secara nasional mulai hari Jumat tanggal 21 Oktober 2011, sehingga tidak ada lagi pemimpin lokal yang bisa memutuskan apa yang terbaik untuk wilayah yang ia kuasai dengan mengorbankan wilayah lain.

Kerugian yang diakibatkan oleh banjir Thailand kali ini sungguh besar. Sebagai contoh, Bang Kadee, salah satu daerah khusus industri di propinsi Pathum Thani, yang baru terendam sejak beberapa hari lalu, memiliki 47 pabrik dengan perkiraan kerugian sebesar Rp 9 T. Masih ada daerah khusus industri lain yang terkena dan infrastruktur yang juga rusak. Industri yang terkena mulai dari industri pemrosesan makanan untuk restoran-restoran Jepang di Thailand, industri alat elektronik, pabrik perakitan mobil seperti Honda hingga industri penyuplai spare-part untuk pabrik mobil. Ratusan ribu orang harus kehilangan pekerjaan mereka, paling tidak untuk beberapa bulan mendatang. Dari sisi investor, kelihatannya investor Jepang yang harus menanggung banyak kerugian kali ini.

Banjir mengepung Bangkok.

Persediaan Bahan Makanan

Di saat bersamaan, sebagaimana yang terjadi saat krisis, stok makanan pokok diborong pembeli karena mereka takut tidak kebagian. Air minum botolan, makan kering dan makanan kalengan di berbagai supermarket besar sudah kehabisan pasokan. Kalaupun ada barang, harganya menjadi jauh lebih tinggi daripada harga normal sehingga konsumen harus membayar lebih di saat mereka mungkin tidak punya uang.

Bagi pemerintah PM Yingluck yang hingga sekarang tidak mau mendeklarasikan negara dalam keadaan bahaya/darurat, sepertinya ada ketakutan bahwa pihak militer akan memanfaatkan deklarasi negara darurat ini untuk merebut pemerintahnya. Entah ketakutan yang beralasan atau tidak dan terlepas dari mana yang lebih baik, mendeklarasikan negara dalam keadaan darurat atau tidak, gosip ini menunjukkan ada kalkulasi politis juga dalam penanganan sebuah krisis bencana alam seperti banjir Thailand ini.

Banjir Bangkok (sumber internet)

Apa yang bisa kita pelajari dari krisis banjir yang terjadi di Thailand?
Sejauh yang bisa kita amati bersama, hal yang bisa kita pelajari adalah:

1. Menahan kekuatan alam adalah sebuah kesia-siaan, apalagi jika dilakukan tanpa perhitungan yang benar karena kita tidak tahu apa yang kita hadapi, belum pernah mengalaminya atau kita terlalu percaya diri. Mitigasi bencana alam dengan cermat dan mencari jalan keluar tanpa melawan kekuatan alam secara frontal akan lebih bijaksana.
2. Penanggulangan sebuah krisis perlu terpusat dan dipegang oleh orang-orang yang kompeten tanpa campur tangan politis. Saat ini, usaha untuk mengalirkan air dari propinsi di utara Bangkok adalah dengan melewati propinsi lain di sebelah timur dan barat wilayah metropolitan Bangkok, yang lebih tinggi daripada wilayah Bangkok sendiri.
3. Praktek penanggulangan krisis di lapangan tidak akan pernah semudah melakukan simulasi dan tidak akan pernah sama dengan simulasi sebelum bencana terjadi sehingga akan ada saat ketika sebuah keputusan harus diambil di tingkat bawah dalam keadaan cepat. Dengan demikian manajemen krisis perlu dipegang oleh level komunitas/masyarakat yang lebih rendah dan tidak hanya di level tinggi. Ketika bencana telah terjadi dan orang-orang yang terlibat di lapangan tidak bisa menilai dan memutuskan sendiri apa yang harus dilakukan, lalu menunggu keputusan dari pusat, maka ancaman akan menjadi lebih besar.
4. Bersatu ketika sedang mengalami bencana memang sulit. Dalam keadaan krisis orang akan lebih mementingkan diri mereka sendiri. Bagaimana menciptakan persatuan untuk mengendalikan krisis?
5. Mengamankan pasokan/suplai makanan/minuman saat bencana datang juga harus direncanakan dengan baik
6. Bencana alam dapat menjatuhkan sebuah pemerintahan. Jika tidak bisa mengendalikan krisis ini, karir PM Yingluck Shinawatra mungkin tidak akan bertahan lama, pihak oposisi sudah mengeritiknya dan mempertanyakan kemampuannya sebagai pemimpin. Sebuah bencana besar akan membuat ekonomi melemah, karena banyak yang kehilangan pekerjaan, banyak kerusakan dan perlu banyak biaya dan waktu untuk memulihkan keadaan. Pada akhirnya, bencana alam dapat memperlemah pertahanan sebuah negara.
7. Bencana alam adalah national security threat, bukan cuma sekedar kemalangan atau hukuman dari Tuhan.

Dengan belajar dari peristiwa ini dan tentunya juga peristiwa di tanah air, kita mestinya dapat kembali memahami bumi tempat kita berpijak ini bukan sekedar untuk hidup dan beranak-pinak. Ada saat-saat tertentu dimana bencana datang tanpa permisi. Waspada !

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Waspada !!! Musim bencana sudah dihadapan !

Perhatikan bulan-bulan bencana

Perubahan morfologi akibat longsor.

Dalam beberapa hari ini saja kita mendengar beberapa informasi kejadian bencana rutin yang selalu saja kita dengan pada bulan-bulan November hingga maret. Ya. Bencana yang berkaitan dengan proses meteorologis. Musim hujan !!

Indonesia memang sebuah negara yang gemah ripah loh jinawi, tentunya kalau dilihat dari kesuburan tanahnya. Kesuburan tanah ini akibat proses pelapukan tanah yang sangat intensif yang menyebabkan lapisan tanah lapuk dan tanah subur ini menjadi cukup tebal. Namun konsekuensi logis dari ketebalan tanah ini adalah semakin mudahnya tanah ini untuk longsor bila diguyur air hujan berlebihan. Proses longsoran, pengangukutan oleh air, dan sedimentasi memang proses alamiah saja.

Sebagai manusia yang berpikir tentunya kita perlu mengantisipasinya supaya memperoleh manfaat yang optimal selain menghindari bahaya bencananya.

:( “Pakdhe, Gusti Allah sebenarnya adil, kan ya. Air sebenernya kan berkah tapi kenapa manusia malah marah-marah kalau banjir ?”:

D “Thole, manusia itu diberi otak untuk berpikir. Bukan hanya menerima alam ini apa adanya. Perlu menggunakan otaknya untuk mendapatkan manfaat optimal dari segala proses alam ini. Kalau kamu diem sak kepenake deweya berkah apapun bisa menjadi bencana. Tuh termasuk korban akibat udreg-udregan rebutan sumberdaya tambang”.

Bulan-bulan hujan

Grafik diatas menunjukkan bahwa bencana itu mirip seperti musim meteorologis. Mengapa bisa begitu ? Ya karena secara statistik di Indonesia kejadian bencananya terutama yang berkaitan dengan kejadian meteorologis. Sehingga kalau kita tahu bahwa karakteristik Indonesia seperti itu maka pengerjaan proyek-proyek lingkungan sepantasnyalah dikerjalan pada bulan-bulan dimana musim hujan tidak terjadi. Ini perlu dimengerti juga bahwa satu bencana selalu berkaitan dengan peristiwa lainnya.
Mengapa pelapukan menyebabkan peningkatan longsor ?

Dibawah ini sebuah ringkasan sebuah artikel yang memperlihatkan bagaimana tingkat pelapukan tinggi menyebabkan tingkat bahaya longsor semakin tinggi. Tulisan ini dapat diunduh di internet juga, looh.

Bangunan dipinggir tanah miring memang biasanya sangat menarik pemandangannya. Coba saja tengok di daerah puncak juga didaerah-daerah wisata lainnya. Karena pandangan kedepan yang terbuka menyebabkan daerah pinggir tebing atau pinggir gunung menjadi sangat eksotis pemandangannya. Namun serigkali daerah ini memiliki tingkat risiko longsor yang cukup besar. Garis titik-titik ini memperlihatkan kemungkinan bidang luncur yang mampu meretakkan tanah dan menyebabkan bangunan rusak.

Daerah longsor biasanya tidak hanya terdapat satu longsoran saja. Ketika anda melihat satu daerah longsor, maka perlu dilihat sekitar-sekitarnya. Sangat mungkin daerah longsor ini merupakan satu kompleks tempat dimana longsoran kecil-kecil juga terjadi. Seandainya longsoran ini dikumpulan tentusaja akan mencakup daerah yang cukup luas dan bahkan mampu membahayakan satu kampung atau satu dusun.

Memetakan daerah yang berpotensi longsor memang bukan pekerjaan mudah. Namun bagi mahasiswa geologi, memetakan darah longsor merupakan sebuah latihan yang akan bermanfaat. Proses longsoran merupakan proses dasar dalam berbagai proses geologi. Terutama proses perubahan morfologi dan stuktur akibat gravitasi.

:( “Pakdhe. Kalau kerja di perminyakan apa ya perlu tahu tentang longsoran ?”

:D “Thole, proses longsoran ini merupakan sebuah proses pembelajaran dasar mencakup segala proses yang nantinya dipelajari dibidang lain. Disitu ada proses pelapukan, pelajaran trasportasi sedimen, pengendapan, juga pada skala besar proses longsoran yang berupa blog glide ini terjadi di laut dalam maupun didaerah delta yg menghasilkan migas, di Mahakam misalnya. Jadi juga ada pelajaran struktur geologi”

Dalam skala kecil proses longsoran ini terlihat sederhana saja. Dapat diamati dilapangan, dapat dipakai sebagai model, dan mudah dijangkau. Namun dalam skala raksasa yang mencakup daerah sangat luas bahkan puluhan kilometer juga terjadi. contoh mudahnya ya yang ada di Merapi seperti yang pernah didongengkan disini

Jadi, dengan mempelajari longsoran sejatinya mempelajari banyak hal kan ?. Ayo amati lingkunganmu sendiri. Kalau ada gejala longsoran amati lagi yang lebih luas.

Referensi :

CALCATERRA, D. & PARISE, M. (2010) Weathering as a Predisposing Factor to Slope Movements. Geological Society, London, Engineering Geology Special Publications, 23, 105–130.

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Minyak Dan Energi Lain Masih Cukup Untuk Menghidupi Dunia [Skenario dunia damai]

Paradigm Shift
Krisis minyak atau krisis energi barangkali benar-benar akan terjadi tetapi tidak akan membuat dunia ini kiamat atau kepunahan manusia, yang mungkin akan terjadi adalah “pergeseran cara berpikir manusia“ untuk lebih inovatif dan kreatif dalam penghematan dan pemanfaatan energi. Negara maju saat ini adalah negara boros energi, tapi nanti negara majulah yang paling sedikit kebutuhan energi perkapitanya. Barangkali itulah “survival of the fittest“nya Darwin !

Apakah Indonesia mesti berhemat dari sekarang ? JANGAN BURU-BURU ! Indonesia masih harus maju dulu, perlu memberikann listrik ke seluruh rakyat supaya memiliki daya juang dan daya saing, terutama ketika dunia nanti mulai berlomba menguasai ilmu dan teknologi. Posisi kita saat masih memanfaatkan energi untuk hidup dan bertahan.
Peak oil yg mulai dianggap sebagai mitos

Peak Oil Production (Wikipedia) yg mulai diragukan.

Mungkin anda pernah membaca atau melihat grafik peak oil yg sangat terkenal yg juga dikenal sebagai Hubbert Peak. Ya, grafik itu cukup jeli menggambarkan bagaimana sebuah cara memprediksi bahwa minyak suatu saat akan habis dan yang lebih ditakutkan adalah habis dengan penurunan yang sangat tajam. Penurunan tajam ini mungkin akan membuat dunia kacau balau karena sangat mungkin terjadi perebutan energi dunia dan tentusaja ujungnya peperangan.

Skenario perebutan ini mungkin saja secara diam-diam mungkin dipersiapkan oleh beberapa negara yang haus energi, karena kalau saja terjadi pastilah dunia akan berantakan. Sekali lagi nafsu manusia akan sangat berperan dalam setiap perebutan.

Namun adakah skenario lainnya ? barangkali saja akan terjadi dunia akan tetap damai, walaupun diselingi keributan kecil antara negara yang hanya berupa pergolakan lokal atau mungkin regional.

:( “Wah dunia kalau ga ada pertempuran ga seru ya Pak Dhe, kayak bude masak ga pakai garam”
:D “Yang penting kamu ngga ikutan dalam pertempuran berdarah-darah saja. Eyela-eyelan boleh tapi jangan pukul-pukulan”

Yang cukup menarik dari Peak Oil ini adalah bahwa metode ini sepertinya berlaku untuk sesuatu yang sudah diketahui. Atau secara intrinsik mengandung perkiraan berdasarkan atas past history, berdasarkan sejarah penemuan dan produksi dimasa lalu. Tentusaja tidak masuk pemikiran inovasi, kreatifitas, ide serta pemikiran-pemikiran baru yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Apakah ada inovasi serta sesuatu yang belum kita ketahui ? Sebagai contoh, penemuan minyak di Brasil dimana ditemukan minyak dibawah kubah garam, pemanfaatan oil shale di Bakken, juga kalau di Indonesia penemuan-penemuan minyak dibawah lapangan tua di Cepu. Itu merupakan beberapa contoh bahwa di otak explorationist masih ada yang dapat diperas. Hal-hal baru ini tentusaja tidak atau belum masuk dalam perumusan perkiraan produksi dari metode Hubbert Peak.

:( ” Looh Tapi Pakdhe kan juga pernah mendongeng tentang Peak Oil ini untuk Indonesia, kan ?”
:D “Iya bener Thole, ditulis disini. tetapi ini harus dipahami sebagai base case, atau pemikiran dasar kalau kita hanya melakukan seperti apa adanya saat ini. Sedangkan disini kita perlu inovasi, ide, serta pemikiran baru untuk selalu maju”

Penurunan produksi tahun 1980an

Adanya penurunan produksi pada awal tahun 1980an terjadi didunia bahkan di Indonesia. Fakta ini menunjukkan bahwa kalau memang berniat dan mau, dunia ini masih akan hidup dengan lengang ketika mengurangi produksi minyak. Artinya berkurangnya produksi minyak tidak akan mematikan, bukan sebuah kiamat, bahkan terlihat laju peningkatan produksinya dapat direm menjadi landai. Ada satu pembelajaran yang telah terjadi hingga memasuki abad XXI ini.
Tata nilai dunia sudah bukan barbar

Memang kalau kita melihat sejarah dimana jaman dahulu setiap kali terjadi perebutan sumberdaya alam ataupun sumber makanan selalu didahului dengan peperangan. Namun dunia saat ini sudah jauh berbeda dengan jaman dahulu. Di Indonesia saja tata nilai untuk bernegara sudah mengalami perubahan yang sangat dahsyat dengan adanya proses reformasi yang harus dibayar mahal.

Dengan demikian kita tidak dapat dengan serta merta menggunakan kejadian masa lampau akan terulang dengan begitu saja di dunia ini. Perang dunia semestinya bukan lagi menjadi sumber ketakutan dan kekhawatiran. Justru sangat diharapkan kebersamaan manusia di dunia akan menjadikan kesejahteraan akan meningkat.

:( “Whallah Pakdhe mimpi, nih ?”
:D “Thole mimpi itu harus yang bagus-bagus. Karena dengan mimpi yang bagus-bagus beginilah manusia akan benar-benar menjadi bagus”

Bagaimana posisi Indonesia dalam pemanfaatan energi ?

Gambar dibawah ini menunjukkan bagaiaman hubungan antara GDP (perkapita) atau pendapatan perkapita di setiap negara, dibandingkan dengan penggunaan energinya (efisiensinya).

Indonesia saat ini harusnya mengikuti garis kuning. Efisiensi khususnya untuk negeri maju (high productive).

Dengan mudah kita melihat bahwa Indonesia berada dibawah dalam soal produktifitas. Pendapatan perkapita kita rendah. Walaupun masuk dalam G20, itu hanyalah dalam sekala total seluruh negara, namun karena jumlah penduduk di Indonesia ini sangat buanyak maka angka GDP perkapitanya menjadi sangat rendah, atau produktifitasnya rendah.
Lantas Indonesia harus bagaimana ?

Kalau melihat pola negara-negara yg digambarkan bulet dan lonjong, terlihat bahwa negara-negara ini mengikuti sebuah pola dimana meningkatkan produksi lebih tinggi kelasnya ketimbang dalam kelas efisiensi. Negara super hebat semestinya memiliki produktifitas yang tinggi dan efisiensi juga tinggi, didalamnya ada Austria, Switzerland dan Hongkong. Nah, terlihat pada kenyataannya negara-negara yag memiliki produktifitas tinggi yang tercermin pada GDP perkapita tinggi ini namun efisiensinya rendah.

Lingkar kuning yang memperlihatkan Indonesia ini menunjukkan bahwa Indonesia semestinya mengarah dalam peningkatan produktifitas, bukan mengutamakan efisiensi. Ini hanya skala prioritas, bukan berarti mengabaikan penghematan energi. Artinya pakailah energi sesukamu tetapi dipakai untuk hal-hal yang produktif.

:( “Pakdhe kalau gitu lampu dikamarku harus terang ya supaya aku jalau membaca dan belajar lebih bagus hasilnya ?”
:D “Yaa, begitulah Thole seharusnya. Gunakan energi itu untuk berproduksi. Dan salah satu tugas pemerintah sekarang akan menyediakan energi untuk negeri ini ini. Sesedikit mungkin mengeksport energi.

Tugas pemerintah Indonesia dan ESDM

Memang dengan mudah kita melihat bahwa tugas pemerintah Indonesia saat ini terutama dalam bidang ESDM adalah menyediakan energi untuk rakyatnya. Karena penyediaan energi di dalam negeri ini akan memberikan dampak positip lebih banyak ketimbang berusaha menghemat.

Untuk negri-negeri yang sudah memiliki GDP perkapita tinggi tentunya akan lebih mudah melakukan efisiensi dan menghemat, dan mereka akan survive dengan penghematan energi. Tentunya cara global ini tidak harus diikuti Indonesia dengan begitu saja, karena posisi kita berbeda dengan mereka.

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Hajar Aswad – Batu Apakah Kalau Bukan Batu Meteor ?

Dalam beberapa pekan ini kita akan kedatangan para jamaah haji yang baru pulang dari Ibadah haji di Makkah. Tentusaja ada cerita tentang Air Zam-zam juga ada cerita Hajar Aswad yang berupa batu hitam itu. Nah, berbicara soal batu tentunya sebagai ahli batu akan tertarik untuk melihat, jenis batu apakah Hajar Aswad ini ?

Pak Lik Marufin yang senang sekali dengan dunia langitan, atau dunia langit juga ikuta menuliskan tentang batu ini. Karena banyak cerita dibalik batu hitam Hajar Aswad ini sebagai batuan meteorit. Benarkah ?

:( “Tapi apapun yang ada di dunia ini kan dari Yang Maha Kuasa yang ada diatas sana kan, Pakde ?
:-) “Tuhan yang maha kuasa tentunya tidak harus diatas sana kan, Thole. Tuhan ada dimana-mana termausk dihati kita”

Barangkali tak ada sebutir batu yang paling banyak dihormati dan dicium umat manusia selain Hajar Aswad. Berdiri tegak di pojok tenggara Ka’bah, batu ini senantiasa menarik perhatian umat manusia yang berthawaf di Ka’bah baik dalam rangka menunaikan ibadah haji atau umrah. Bersamaan dengan itu menarik pula untuk mencermati darimana asal batu hitam ini.

Paklik Marufin memulai dongengannya tentang Hajar Aswad atau Batu Hitam atau Black Stone dibawah ini,

Dahulu Hajar Aswad berupa batuan utuh yang diperkirakan berukuran 30 cm. Kini merupakan 15 pecahan yang ditanam dalam sebuah matriks semen sebagai pengikatnya, yang dilakukan pada masa restorasi al-Utsmani tahun 1631. Dari 15 pecahan, hanya 8 yang nampak di permukaan matrik. Matriks semen selanjutnya dilindungi dengan lingkaran perak, kebiasaan sejak zaman Abdullah ibn Zubair di akhir kekhalifahan Khulafaur Rasyidin.

Prior-Hey, seorang geolog, pada tahun 1953 mempublikasikan Catalog of Meteorites yang telah bertahun disusunnya. Hajar Aswad oleh Prior-Hey dianggap merupakan batu meteor (meteorit) sehingga turut dimasukkan ke dalam katalognya. Anggapan Prior-Hey rupanya berasal dari pendapat Kahn, seorang geolog lainnya, yang pada tahun 1936 memang berpendapat Hajar Aswad adalah meteorit aerolit, yakni meteorit yang tersusun oleh senyawa-senyawa penyusun batuan dan tidak didominasi oleh Besi dan Nikel yang berlimpah sebagaimana halnya meteorit besi (siderit). Sejak itu anggapan bahwa Hajar Aswad merupakan batu meteor terpatri dalam benak publik. Seorang Agus Mustofa misalnya, dalam bukunya yang terkenal “Pusaran Energi Ka’bah” mendukung ide Hajar Aswad sebagai meteorit lewat jalan yang, menurut Paklik Marufin, agak aneh yakni dengan mendasarkan terjadinya peristiwa sambaran petir terhadap Ka’bah tatkala Makkah diguyur hujan rintik-rintik pada suatu musim haji. Agus Mustofa meyakini petir menyambar Ka’bah, bukan bangunan lainnya yang lebih tinggi, karena konduktivitas Hajar Aswad yang disebabkan oleh berlebihnya kandungan Besi didalamnya.

:( “Lah memangnya kandungan besinya seberapa bisa menarik sambaran petir ya , Pakde?

Sebenarnya sangat sulit memahamkan Hajar Aswad sebagai meteorit. Beberapa sifat dasar Hajar Aswad, seperti diketahui pada tahun 950 saat Gubernur Makkah Abdullah ibn Akim menguji batu-batu yang diduga Hajar Aswad yang dicuri sekte Ismailiyah Qaramithah 22 tahun sebelumnya, adalah terapung di air dan tidak pecah/terpanaskan meskipun dibakar di nyala api. Terapung di air menandakan densitas (massa jenis) Hajar Aswad lebih kecil dibanding densitas air, sehingga densitas Hajar Aswad kurang dari 1 gram/cc. Sementara tidak terpanaskan tatkala dibakar menunjukkan konduktivitas termal Hajar Aswad rendah dan tidak pecah akibat panas menunjukkan kekuatannya (daya ikat antar penyusunnya) cukup tinggi. Sifat lainnya, sebagaimana dipaparkan geolog Farouk el-Baz tatkala menunaikan ibadah haji, adalah tingkat kekerasannya yang tinggi (minimal skala Mohs 7 atau setara batu permata). Sifat lainnya lagi adalah warnanya yang putih susu, sebagaimana dipaparkan sejarawan Muhammad ibn Nafi al Khaza’i yang menyaksikan langsung kondisi Hajar Aswad menjelang restorasi Sultan Murad al-Utsmani di tahun 1631.

:( “Looh Pakdhe. Batu Hajar Aswad itu pernah dicuri ya Pakdhe ?”

:) “Hajar al-Aswad itu memang diceritakan sejarawan pernah dicuri dari Ka’bah sekitar 930 Masehi oleh prajurit Qarmatian yang merupakan sekte Syiah Ismaeeli. Mereka menguasai Mekah, menodai Sumur Zamzam dengan mayat Muslim dan membawa Hajar Aswad pergi ke basis mereka di Ihsaa, di Bahrain abad pertengahan. Menurut sejarawan al-Juwaini, batu itu dikembalikan di sekitar 952 CE dan dikembalikan ke lokasi semula.

Sementara meteorit yang ditemukan di Bumi, selalu memiliki densitas lebih dari 1 gram/cc. Meteorit batuan memiliki densitas antara 2 – 4 gram/cc, sementara meteorit besi jauh lebih besar yakni 7,8 gram/cc. Termasuk ke dalam meteorit batu misalnya meteorit palasit, yang unik karena tersusun dari kumpulan kristal berwarna putih susu dan jarang dijumpai. Densitas meteorit yang terkecil yang pernah ditemukan adalah 1,8 gram/cc yakni dari meteorit Tagish Lake yang jatuh di Kanada pada 18 Januari 2000. Tidak ada meteorit yang memiliki densitas lebih kecil dari 1 gram/cc. Selain itu, ketahanan dan kekerasan meteorit berbanding lurus dengan densitasnya. Sehingga jika Hajar Aswad adalah meteorit, dengan kekerasan Mohs 7 maka setidaknya ia harus memiliki densitas di atas 5 gram/cc, satu hal yang tak nyata karena di sisi lain akan menyebabkannya tenggelam ketika ditaruh di air.

Meteorit Pallasit
Dugaan meteorit pallasit

Disebelah kanan ini adalah meteorit pallasit, meteorit batuan yang mengandung butiran-butiran olivine, yang beberapa diantaranya berwarna putih susu dan beberapa lainnya relatif tembus cahaya. Hajar Aswad semula dikira mineral olivine monolitik dalam meteorit palasit. Namun ciri-ciri keduanya sangat berbeda.

Pengamatan fotografis memang menunjukkan ada jenis meteor yang memiliki densitas lebih kecil dari 1 gram/cc, yakni meteor-meteor yang berasal dari remah-remah komet, yakni meteor yang tergabung dalam hujan meteor periodik. Ini juga ditunjang hasil pengamatan wahana antariksa terhadap komet tertentu seperti komet Halley, Borrely, Wild dan Tempel-1 yang semuanya menunjukkan bahwa densitas komet lebih kecil dari 1 gram/cc. Namun meteor-meteor periodik ini tak pernah bisa menyisakan meteorit karena senantiasa habis terbakar di atmosfer Bumi. Dan dengan sifat komet yang rapuh, yang tersusun dari gumpalan debu-debu sehalus bedak, merupakan sifat yang sangat berkebalikan dengan Hajar Aswad. Karena itu gagasan Hajar Aswad sebagai meteorit mendapat tantangan dari segenap penjuru mengingat sifat-sifat kedua benda tersebut saling berkebalikan satu sama lain.

Ide Hajar Aswad sebagai meteorit, terakhir kali diangkat Elsebeth Thomsen, seorang geolog dan palentolog Swedia pada tahun 1980. Kali ini Thomsen menggunakan pendekatan tak langsung, yakni dengan menegakkan dugaan bahwa Hajar Aswad kemungkinan besar merupakan batuan yang dibentuk akibat suatu proses tumbukan benda langit, yakni proses jatuhnya meteorit besar (boloid) dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga diikuti pelepasan energi kinetik yang sangat besar sehingga menyamai kuantitas energi yang dilepaskan dalam peristiwa ledakan nuklir.
Dugaan sebagai impactit (batuan metamorfik tingkat tinggi)

Dibanding gagasan sebelumnya, hipotesis Thomsen menawarkan sesuatu yang lebih menarik. Thomsen secara tegas menunjuk Hajar Aswad sebagai sejenis impaktit, yaitu batuan metamorfik tingkat tinggi yang hanya bisa dihasilkan akibat tumbukan boloid di sedimen pasir lepas seperti terdapat di padang pasir. Ketika sebuah tumbukan benda langit terjadi, gelombang kejut yang dihasilkannya mampu melelehkan silika dalam pasir dan mencampurnya dengan material boloid menjadi lelehan mirip lava yang khas, namun hanya berlangsung hingga jarak tertentu dari titik tumbuk. Di luar jarak tersebut, gelombang kejut hanya mampu menekan dan memampatkan butir-butir pasir demikian padat hingga menjadi bongkah-bongkah mirip batupasir. Di padang pasir ar-Rub’ al-Khali alias Empty Quarter yang membentang di bagian selatan Jazirah Arabia, memang dijumpai sebuah struktur kawah tumbukan, yakni Struktur Wabar, yang berada di wilayah al-Hadida pada jarak 550 km di sebelah tenggara kota Riyadh, ibukota Saudi Arabia.

:( “Pakde, batuan metamorfik itu apa ?”

:D “Thole, kita kan mengenal ada tiga jenis batuan. Batuan Sedimen yaitu hasil pengendapan material yang terbawa angin, air maupun es, juga ada Batuan Beku yang berasal dari pembekuan magma, dan ada Batuan Metamorf atau batuan malihan yang merupakan batu hasil perubahan akibat temperatur dan tekanan tinggi.

Impaktit dijumpai di Struktur Wabar sebagai bongkahan berwarna putih susu yang beberapa diantaranya berongga-rongga sehingga bisa mengapung di air selayaknya batu apung (pumice). Sejumlah impaktit ditemukan terselaputi lapisan tipis kehitaman mengkilap yang sejatinya merupakan campuran lelehan silika dengan material boloid. Uji penanggalan (dating) dengan metode fission-track terhadap sampel impaktit yang tersimpan di British Museum dan Smithsonian Institution, hasil ekspedisi 1932, oleh Storzer dan Wagner di tahun 1977 menghasilkan irisan waktu menggetarkan : impaktit tersebut terbentuk 64 abad silam. Ini melampaui waktu pembangunan kembali Ka’bah (dan juga peletakan Hajar Aswad) oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, yang dalam konteks sejarah diletakkan terjadi pada 40 abad silam. Ketika sifatnya sama dan umurnya lebih tua dari waktu pembangunan Ka’bah, akankah Hajar Aswad sesungguhnya adalah impaktit Wabar ?
Source http://www.panoramio.com/photo/21347416

Lokasi Wabar Crater Arabia

Struktur Wabar memiliki luas 1.000 x 500 meter persegi yang terdiri dari 3 buah kawah, masing-masing berdiameter 116 m, 64 m dan 11 m. Struktur Wabar terbentuk ketika sebuah boloid besi (tersusun oleh 90 % Besi dan 4 % Nikel) seberat 3.170 ton jatuh menghantam pada kecepatan 5-7 km/detik hingga melepaskan energi setara 10 kiloton TNT atau separuh energi ledakan bom Hiroshima. Wabar adalah 1 dari 17 struktur tumbukan yang masih menyisakan boloid pembentuknya, di antara lebih dari 170 struktur yang telah disahihkan sebagai struktur tumbukan berdasarkan investigasi geologi. Wabar pertama kali dikunjungi manusia dalam ekspedisi Harry St. John “Abdullah” Philby tahun 1932. Di tahun 1965, para geolog ARAMCO (perusahaan minyak patungan AS dan Saudi Arabia) mengunjungi lokasi ini dan berhasil mengangkat sisa boloid Wabar seberat 2,2 ton yang kemudian disimpan di King Saud University, Riyadh.

Namun survei geologi mendetail belum pernah dilaksanakan sebelum tahun 1994, tatkala geolog legendaris Eugene M. Shoemaker melaksanakan 3 investigasi komprehensif terhadap Struktur Wabar. Selain berhasil mengungkap morfologinya, struktur geologinya dan proses pembentukan kenampakan-kenampakan unik di dalam struktur, Shoemaker juga melakukan penanggalan dengan metode termoluminesens yang hasilnya tak kalah mencengangkan : Struktur Wabar terbentuk kurang dari 4,5 abad silam, bukan 64 abad silam. Kesimpulan ini didukung dari analisis kuantitatif terpisah yang dikerjakan pakar gurun pasir terhadap kecepatan penimbunan kawah-kawah di Wabar oleh pasir. Setelah sempat diduga Struktur Wabar terbentuk ketika muncul fenomena fireball Nejed pada tahun 1863 dan 1891, analisis lebih lanjut yang lebih hati-hati akhirnya menyimpulkan Struktur Wabar terbentuk di kala senja 9 Januari 1704 alias 3 abad silam. Tumbukan benda langit yang membentuk Struktur Wabar demikian dahsyatnya sehingga suara dentumannya terdengar ke seluruh penjuru Jazirah Arabia, satu fenomena tak biasa yang dicatat penyair-penyair Arab dalam puisi-puisinya.

View Larger Map
Umurnya tidak klop.

Dan akhirnya, hipotesis Thomsen pun rontok dengan sendirinya setelah diketahui bahwa Struktur Wabar berusia 3 abad, jauh lebih muda ketimbang masa pembangunan Ka’bah 40 abad silam. Paklik Marufin meyakini jelas bahwa Hajar Aswad bukanlah meteorit, juga bukanlah impaktit. Sehingga kita bisa mencoret Hajar Aswad dari katalog meteorit. Lantas darimana asal Hajar Aswad itu sebenarnya? Inilah pertanyaan yang tetap menggelitik dalam perspektif ilmu pengetahuan terkini.

Nah begitulah pengetahuan tentang Hajar Aswad dari sisi keilmuan tentang batu-batuan yang dikisahkan oleh PakLik Marufin. Memang bukan menyimpulkan batuan apakah Hajar Aswad itu. Namun dengan mempelajari batuan inipun kita akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak berupa pengetahuan yang jauh berharga dari sekedar meyakininya saja. keyakinan yang terus dikembangkan selalu saja mendapatkan manfaat.

Referensi :

Wynn & Shoemaker. 1998. The Day The Sands Caught Fire. Scientific American November 1998 : 65-71.

Thomsen. 1980. New Light On The Origin of The Holy Black Stone of The Ka’ba. Meteoritics 15 no. 1 (1980) : 87-91.

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Kisah Pasang Surut Pancasila Dalam Perjalanan Sejarah

Pada masa-masa sekitar pemilihan umum tahun 1955 dan berlanjut di masa kekuasaan Soekarno 1959-1965, terjadi masa surut yang berat dalam kehidupan politik Indonesia, dan dengan sendirinya merupakan pula masa surut Pancasila. Dan semua itu berpuncak pada Peristiwa 30 September 1965. Maka sewaktu Soeharto berpidato melalui RRI pada tanggal 1 Oktober, muncul dari balik tabir peristiwa dan akhirnya berhasil meraih kekuasaan menggantikan Soekarno, saya cukup berdebar-debar, entah karena semacam kesangsian.

Saya teringat saat kami PPI Jerman Barat pertama mengenal Soeharto di tahun 1961, sewaktu ia masih berpangkat Brigadir Jenderal. Saat itu ia datang ke Jerman Barat bersama KASAB Jenderal AH Nasution, tak lama sebelum Kongres PPI Eropah di Praha, Cekoslowakia. Brigjen Soeharto kala itu menjabat sebagai salah satu deputi di bawah AH Nasution. Soeharto sangat pendiam dan tak ‘pernah’ bisa diajak berbicara bila kita ingin menggali pikiran-pikiran atau pandangannya mengenai situasi di tanah air. Jadi tidak mengherankan bila saya sedikit berdebar-debar sewaktu Soeharto tampil dan berkuasa. Kita buta tentang pikiran-pikirannya, karena ia tak pernah mengutarakannya. Berbeda dengan AH Nasution yang mudah dan banyak berbicara dengan para mahasiswa Indonesia yang ada di Jerman. Mahasiswa-mahasiswa bertemu dengan Jenderal Nasution di Berlin.

Sewaktu berkeliling melihat-lihat Berlin dengan bus, Jenderal Nasution duduk didampingi Duta Besar RI di Jerman Barat, sedang saya selaku Ketua PPI mendampingi Soeharto duduk. Selain basa-basi sebagai tanda perkenalan, tak ada percakapan penting yang terjadi dengannya, karena ia lebih memilih untuk diam. Seberapa banyak saya mencoba menggambarkan situasi mahasiswa Indonesia dan gerakan-gerakannya di luar negeri, seraya melontarkan pertanyaan mengenai situasi di dalam negeri, tak satu pun yang memperoleh jawab. Ia hanya diam, sedikit sekali tersenyum dan tak sepatahpun menjawab, tapi menyimak. Ia pun tak pernah berkomentar dan hanya tersenyum amat sedikit pada saat tertentu pada waktu mendengar berbagai ucapan dalam pertemuan itu. Apakah ia rikuh karena hadir bersama Jenderal Nasution atasannya ? Atau memang ia selalu membiarkan orang ‘membuka’ sementara ia sendiri tetap ‘menutup’ ?

Sebaliknya, dengan Jenderal Nasution terjalin sejumlah percakapan yang saya anggap cukup ‘berharga’ dan menambah ‘pengetahuan’ tertentu, meskipun juga tidak sepenuhnya terbuka. Kepada AH Nasution kami menyampaikan dengan nada bertanya, kenapa PKI semakin maju dalam posisi politiknya di Indonesia. Lalu kami mengutarakan pendapat bahwa adanya Front Nasional dan Manipol Usdek, menjadi tanda pertama dari perjalanan PKI untuk merebut kekuasaan. Dengan keras Jenderal Nasution menjawab, “Tidak. Tidak bisa itu”. Menurut Nasution, mahasiswa harus percaya saja, “kita sudah punya Manipol”. Manipol itu harus kita pertahankan, dan tidak akan bisa komunis menang. Jadi, kami tidak melanjutkan, dan hanya bisa berpikir, apakah ia betul-betul sepenuhnya setuju Manipol atau secara proforma saja, karena sewaktu kami menyampaikan akan melontarkan pikiran itu nanti di Konperensi PPI di Praha, ia tidak melarang dan tidak juga menyatakan setuju. Tetapi, yang penting kami sudah menyampaikan semacam warning kepada Nasution. Adapun Brigjen Soeharto, ia diam saja mendengarkan itu semua. Lalu kami mengalihkan pembicaraan pada hal-hal lain.

Setelah ikut ‘memperingatkan’ Jenderal AH Nasution –dan tentunya, juga Soeharto, yang ikut mendengarkan– beberapa waktu kemudian kami delegasi PPI Jerman Barat berangkat ke Praha untuk mengikuti Konperensi ke-4 PPI se Eropah. Kami membawa pandangan tentang Manipol yang pernah diutarakan kepada AH Nasution, ke forum seminar sebelum konperensi. Dalam konperensi yang dihadiri lagi oleh Achmadi sebagai utusan pemerintah dari Jakarta, sebuah paper tentang pandangan tersebut yang dituliskan oleh seorang mahasiswa Psikologi, Agus Nasution, diketengahkan ke dalam forum. Sebagai ketua, saya meminta sekalian Agus Nasution membacakannya di forum seminar. Suasana ‘meledak’. Agus membacakan pokok pikiran yang mengatakan Manifesto Politik adalah bagian dari konsep dan strategi PKI. Dari Front Nasional dan Manifesto Politik, PKI akan menuju kepada pengambilan kekuasaan di Indonesia. Dari Manifesto Politik sudah muncul kata-kata pembelahan bangsa, melalui kalimat-kalimat “siapa kawan, siapa lawan” yang merupakan ciri komunis. Dari Praha, Achmadi langsung bergabung dengan rombongan Presiden Soekarno yang tak lama sesudah itu tiba di Beograd, dan pada kesempatan pertama melaporkan bahwa PPI Jerman bersikap anti Manipol dan menyebutkan atase militer Indonesia di Jerman Barat, Kolonel DI Panjaitan, sebagai ‘dalang’nya.

Soekarno marah-marah saat Achmadi melaporkan itu di meja makan. Isteri atase militer Indonesia di Beograd, Kolonel Samosir, yang mendengar itu saat menyiapkan hidangan, menelpon malam itu juga ke Jerman Barat kepada Kolonel DI Pandjaitan. Semula DI Pandaitan kaget dan tegang juga mendengar informasi itu. Ia memanggil kami para delegasi, segera sepulangnya di Jerman. Tetapi kami membesarkan hatinya, bahwa itu berarti DI Panjaitan dianggap mempunyai pengaruh di kalangan PPI. Berdasar laporan Achmadi, Soekarno mengirim Mohammad Yamin dari Beograd ke Jerman Barat untuk ‘mencari tahu’ duduk perkara sebenarnya. Tetapi sewaktu di Jerman para mahasiswa ‘menyambut’ Yamin dengan suatu pernyataan PPI bahwa para mahasiswa Indonesia di Jerman Barat mendukung sepenuhnya perjuangan membebaskan Irian Barat dari tangan kolonial Belanda. Para mahasiswa sekaligus mengumumkan berdirinya Baperpib PPI Jerman Barat –Badan Perjuangan Pembebasan Irian Barat.

Mohammad Yamin menjadi amat terharu, dan meneteskan air mata. DI Pandjaitan berbisik-bisik pada saya, “dengan satu pernyataan saja Pak Yamin telah meneteskan air mata, bagaimana kalau kita berikan lebih banyak pernyataan ?”. Apalagi, setelah itu ia dibawa oleh para mahasiswa berlayar menyusuri Sungai Rhein yang indah menggugah perasaan romantis dalam dirinya. Matanya berkaca-kaca lagi. Bisa dimengerti, kenapa Jerman melahirkan filsuf-filsuf besar, ujarnya, karena alamnya indah dan membangkitkan inspirasi. Sekembalinya ke Beograd, ia langsung melaporkan kepada Presiden Soekarno, bahwa para mahasiswa kita di luar negeri tetap patriotis. Buktinya, mereka tidak melupakan perjuangan membebaskan Irian Barat dan mendirikan badan perjuangan untuk pembebasan Irian Barat. Persoalan pun selesai. Soekarno tak bertanya lebih jauh lagi. Bung Karno dan rombongan berada di Beograd dalam Konperensi I negara-negara non blok.

Sesungguhnya pengutaraan mahasiswa tentang Manipol itu tak mengada-ada, karena nyatanya memang Soekarno dalam pidato-pidatonya sudah mulai membedakan ‘musuh-musuh revolusi’ di satu pihak dan ‘kekuatan-kekuatan revolusi’ di pihak lain, dalam posisi yang dipertentangkan. Bung Karno dalam pidatonya sudah menggunakan kalimat ‘de samen bundeling van alle revolutionaire krachten’, kesatuan dari semua kekuatan revolusioner. Padahal sebelumnya ia hanya menggunakan kalimat ‘de samen bundeling van alle krachten’, kesatuan dari semua kekuatan. Sudah ditambahkan kata revolutionaire di depan kata krachten, yang memberi arti kekuatan revolusioner. Di situ Bung Karno mulai menggunakan Pancasila sebagai dasar bagi Manifesto Politik yang memberi pengertian untuk menentukan ‘siapa kawan, siapa lawan’. Bisa juga kalimatnya menjadi, ‘siapa kawan dan siapa lawan revolusi’. Atau dalam perkataan lain, telah ditetapkan ‘siapa kawan dan siapa lawan Pancasila’. Dengan muatan aspek konflik dan pertentangan seperti itu, Pancasila kehilangan nilai-nilai dasarnya tentang persatuan dan persaudaraan.

Pasca masa kekuasaan Soekarno, saya dan Rahman Tolleng pada berbagai kesempatan menyampaikan anjuran agar teori ‘siapa kawan, siapa lawan’ dalam kehidupan politik, segera ditinggalkan. Kami berkeinginan, hendaknya perombakan struktur politik yang kala itu sedang kita upayakan, jangan sampai terbawa dan terseret dalam pergolakan antar ideologi golongan, sehingga membelah masyarakat kita. Tapi agaknya, teori ‘siapa kawan, siapa lawan’ dan ‘pembelahan-pembelahan’ masyarakat masih berlangsung, tampil kembali, apalagi dengan besarnya jumlah partai yang ada sekarang. Kehadiran banyak partai, di satu sisi memang mencerminkan terjaminnya hak dan kebebasan berserikat, tetapi pada sisi lain mesti dihitung pula potensinya untuk membelah masyarakat manakala politik kepentingan demi kekuasaan menjadi arus utama dalam pemikiran dan praktek politik.

Sekarang ini langka kita lihat adanya orang yang membawa pesan dengan konsep kebersamaan seperti yang antara lain mendasari masa awal kita berbangsa yang terkandung dalam bagian pembukaan undang-undang dasar. Pancasila harus kita lihat sebagai moral dan etika politik, terutama dalam konteks hubungan dan pengalaman budaya. Itu sebabnya, kita menyebutkan revitalisasi Pancasila. Bukan karena dan atau berarti Pancasila pernah dihilangkan, melainkan karena ia pernah diartikan beragam-ragam. Mohammad Natsir misalnya, seperti tulisan-tulisan yang pernah dimuat dalam sebuah media, dalam rangka 100 tahun Mohammad Natsir, menyebutkan Pancasila itu adalah buatan manusia, sehingga belum sepenuhnya jelas. Sementara itu, Islam adalah buatan Tuhan. Artinya, bila yang belum jelas itu kita evaluasi, kita bisa kembali kepada yang sudah jelas. Masjumi memperjuangkannya melalui parlemen. Tetapi Natsir menujukan hal itu hanya kepada penganut Islam politik, kepada dan bagi siapa syariat itu ingin dilaksanakan, tanpa mengait-ngaitkan ucapannya itu dengan proses terjadinya Piagam Jakarta. Dengan itu, Natsir menempatkan Pancasila dalam posisi ‘ragu-ragu’, sementara Islam adalah sesuatu yang pasti, sudah ada konsep negaranya dan sudah ada pula konsep sosialnya. Inilah yang sebenarnya harus kita pahami.

Bagaimana membuat agar Pancasila itu lebih jelas –bagi masyarakat. Itulah dasar saya untuk mencoba memperjelas, mungkin dengan pertama-tama memperjelas sistimatika Pancasila. Itu yang saya sebut hubungan struktural Pancasila. Untuk bisa mengembalikan Pancasila ke dalam kerangka tersebut, pertanyaan yang timbul, mana strukturnya, mana fungsi-fungsinya masing-masing dan setelah itu mana tujuannya. Seperti satu gedung, ada dasar-dasarnya atau fundamennya, yang dalam hal ini adalah norma-norma dasar Pancasila. Ada tiang-tiangnya, itulah undang-undang dan berbagai undang-undang yang harus dihasilkan untuk itu. Itu semua harus berhasil sejak fundamental ethics-nya. Lalu di atasnya ada atapnya, itu adalah tujuannya. Kita menyebutkan tujuan itu sebagai ‘adil makmur dalam rangka sejahtera, cerdas, aman dan damai.

Ideologi itu hidup, dalam kebersamaan, namun semua diatur oleh undang-undang yang menjadi aspek operasionalnya. Hubungan struktural fungsional seperti itu yang saya lihat, tiang-tiang dan dasar-dasarnya, harus memberikan fungsi masing-masing dalam kehidupan bersama di gedung itu. Dalam konteks kebutuhan saat ini, kita kembalikan Pancasila terutama pada terwujudnya kesejahteraan, terwujudnya keadilan sosial. Sebenarnya perwujudan keadilan sosial itu lebih merupakan tujuan daripada sebagai sila, sebagaimana yang tersirat dalam kalimat-kalimat bagian pembukaan Undang-undang Dasar tahun 1945. Tetapi bisa juga, kedua aspek itu berlaku, sebagai tujuan sekaligus sebagai dasar berpikir, sebagai sila keadilan sosial. Bila terminologi keadilan tidak bisa diukur dan hanya bisa dirasakan, maka keadilan sosial bisa langsung dilihat dan terukur. Tingkat keadilan sosial itu antara lain bisa dilihat dalam besar satuan energi dalam makanan yang tersedia bagi tiap-tiap orang berkategori miskin. Teori Rostow dapat digunakan untuk mengukur tingkat keadilan sosial. Berapa besar ‘kue nasional’ dibagikan untuk berapa persen rakyat miskin. Adalah tidak adil bila bagian terbesar dari ‘kue nasional’ itu dinikmati hanya oleh bagian terkecil dalam masyarakat, sementara bagian terbesar dalam masyarakat menikmati sisa yang terkecil, seperti yang banyak kita alami dalam perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

*Diangkat dengan beberapa peringkasan dari buku Prof Dr Midian Sirait, Revitalisasi Pancasila, Catatan-catatan tentang Bangsa yang Terus Menerus Menanti Perwujudan Keadilan Sosial, Kata Hasta Pustaka, 2008. Prof Dr Midian Sirait adalah Doktor Ilmu Pengetahuan Alam sekaligus Doktor Rerum Naturalum dua-duanya di raih pada FU Berlin Barat (1961). Selama mempersiapkan gelar doktor mengikuti kuliah sosiologi dan politik. Salah satu pelaku usaha pembaharuan politik di Indonesia pada paruh kedua tahun 1960-an.

Sumber : http://sociopolitica.wordpress.com/

Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Hukum

Dalam Sidang Pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berlangsung pada tanggal 29 mei 1945 s/d 1 juni 1945, Pancasila diterima sebagai dasar Negara dari suatu Negara yang akan didirikan. mememememememememememem Melalui proses yang terjadi dalam sidang BPUPKI, suatu panitia kecil yang diketuai Ir. Soekarno dengan melibatkan wakil-wakil dari kelompok Islam dan Nasionalis, disepakati sebuah konsesnsus nasional yang kemudian dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang oleh Dr Sukiman disebut gentleman agreement. Piagam inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal Pembukaan UUD 1945, yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945, yang didahului dengan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Dasar 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia telah memiliki konstitusi, yang didalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi, yaitu : Adanya perlindungan terhdap hak asasi manusia ; Adanya susunan ketatanegaraan Negara yang mendasar ; Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga mendasar. Seperti kita ketahui UUD 1945 berlaku untuk seluruh wilayah Negara Indonesia dalam dua kurun waktu : pertama : 17 agustus 1945 sampai 27 desember 1949 dan kedua : 05 juli 1959 sampai sekarang. Dalam pada itu ketika berlakunya konstitusi Republik Indonesia Serikat pada tanggal 27 desember 1949 sampai 17 agustus 1950, UUD 1945 hanya berlaku dalam wilayah Negara Bagian Republik Indonesia, sedangkan antara 17 agustus 1950 sampai 05 juli 1959 berlaku UUDS 1950.

UUD 1945 dinyatakan berlaku kembali, setelah Konstituante RI tidak berhasil (menetapkan) Undang-Undang Dasar yang tetap untuk diberlakukan di Negara Indonesia, sehingga dengan demikian posisi UUD 1945 dimaklumatkan sebagai UUD tetap dengan menggantikan posisi UUDS 1950. Karena tidak berhasilnya konstituante RI membuat UUD dan Negara dinyatakan dalam keadaan darurat, maka pada tanggal 5 juli 1959 dikeluarkan Kepres RI no 150/1959 tentang Dekrit Presiden kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 (Lembaran Negara Republik Indonesia no 75 tahun 1959). sesuai dengan UUD 1945 yang terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan, Pancasila tercantum dalam pembukaan alinea ke empat, dengan rumusan :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusian Yang Adil Dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya terdapat rumusan Pancasila merupakan bagian UUD 1945 atau merupakan bagian hukum positif. Dalam kedudukan yang demikian, mengandung segi poitif dan segi negative. Segi positifnya ialah, Pancasila dapat dipaksakan berlakunya (oleh Negara), sedangkan segi negatifnya ialah, Pembukaan dapat diubah oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sesuai ketentuan Pasal 37 UUD 1945. Dalam pada itu, apabila Pembukaan berada di luar UUD 1945, Pancasila tidak dapat dipaksakan berlakunya, sedangkan substani yang terdapat di dalamnya tidak dapat diubah berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 37 UUD 1945, keluarlah ketetapan MPR-RI No. XVIII/MPR/1998 Tentang Pencabutan Ketetapan MPR-RI No.II/MPR/1978 Tentang Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (Eka Prasetia Pancakarsa) dan Penetapan Tentang Pengesahan Pancasila Sebagai Dasar Negara.

Sebagai Pertimbangan dapat dikemukakan, bahwa Pancasila sebagaimana yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditegaskan posis dan peranannya dalam kehidupan bernegara. Yang perlu dikemukakan ialah bahwa Ketetapan MPR-RI No.II/1998 tersebut mempunyai catatan Risalah/Penjelasan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kettapanini sebagai berikut : Bahwa dasar Negara yang dimaksud dalam Ketetapan ini didalamnya mengandung makna idialogi nasional sebagai cita-cita dan tujuan Negara. Dengan demikian, selain sebagai dasar Negara, Pancasila mngandung makna sebagai ideologi nasional; dan sebagai ideolgi nasional Pancasila merupakan cita-cata dan tujuan negara.
Arti Pengembangan Hukum

Hukum sebagai aturan tingkah laku dapat tertulis dan dapat pula tidak tertulis. Yang dimaksud dengan hukum tertulis ialah serangkaian aturan tingkah laku manusia yang diterapkan oleh instansi yang berwenang, sedangkan hukum tidak tertulis ialah serangkaian aturan tingkah laku manusia yang berupa hukum adat dan konvensi. Sebagaimana ditentukan dalam Ketetapan MPR-RI No.II/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Pengaturan Perundangan, Pasal 2, tata urutan peraturan perUndang-Undangan Republik Indonesia ialah :

1. Undang-Undang Dasar 1945

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

3. Undang-Undang

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)

5. Peraturan Pemerintah

6. Keputusan Presiden

7. Peraturan Daerah

Sejak adanya Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, materi-muatan konstitusi hanya dapat diatur dalam UUD 1945 dan Perubahan terhadapnya. Ini berarti bahwa materi-muatan konstitusi tidak dapat diatur dalam peraturan PerUndang-Undangan yang lebih rendah, apakah itu yang bernama Ketetapan MPR atau Undang-Undang dan peraturan lainnya. Oleh karna itu sebaiknya ketetapan MPR mengatur kebijakan (beleidsregeling) yang akan diatur lebih lanjut ole Presiden dalam membuat berbagai macam keputusan. masalah berikutnya yang perlu diberikan catatan ialah Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang, yang dalam ketetapan MPR-RI No III / MPR / 2000 berada di bawah Undang-Undang. seperti diketahui, istilah peraturan pemerintah (sebagai) pengganti Undang-Undang terdapat dalam Pasal 22 ayat (1) UUD 1945. dalam ayat (1) tersebut dikatakan : Dalam hal ihwal kepentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti Undang-Undang. berdasarkan ketentuan tersebut, dalam hal ihwal kepentingan yang memaksa atau dalam keadaan darurat Presiden dapat membuat dan mengeluarkan peraturan yang berisi materi - muatan Undang-Undang. akan tetapi, karena situasi yang genting atau dalam keadaan darurat, tidak mungkin dituangkan dalam bentuk Undang-Undang.

Seperti diatur dalam Pasal 5 ayat (1) Perubahan Pertama/o Pasal 20 dan pasal 21, peraturan yang diberi nama Undang-Undang merupakan produk bersama DPR dan Presiden. Dengan demikian, Presiden dan DPR adalah pembentuk Undang-Undang (wetgever). Suatu ketika, Negara dalam keadaan genting (darurat) ; dalam situasi genting tersebut diperlukan adanya sebuah Undang-Undang (materi – muatan yang diatur dengan Undang-Undang). Kalau ditempuh prosedur biasa, akan diperlukan waktu yang lama, sedamgkan keadaan sudah demikian rupa yang memerlukan pengaturan segera. Melihat hal-hal tersebut, pembuat Undang-Undang Dasar (grondwetgever) memberi hak kepada Presiden untuk menetapkan Peraturan Pemerintah (sebagai) Pengganti Undang-Undang itu harus dicabut. Dari uraian di atas hukum tertulis meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari Undang-Undang Dasar 1945 sampai dengan Peraturan Daerah. Yang menjadi petanyaan ialah, apa yang dimaksud dengan pengembangan. Perkataan pengembangan berasal dari kata kembang. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, perkataan kembang mempunyai bermacam arti : membuka lebar-lebar, membentangkan ; menjadikan besar (luas, merata, dsb) ; Menjadikan maju (baik,sempurna,dsb) Dalam pada itu perkataan pengembangan, mengandung arti proses cara, perbuatan pengembangkan.

Apa bila arti-arti tersebut dihubungkan dengan tulisan ini, ialah mengembangkan dalam arti menjadikan maju, baik atau sempurna. Dengan demikian pengembanga hukum mengandung arti menjadikan hukum tertulis maju, baik atau sempurna, baik dilihat dari prosesnya atau caranya, maupun dilihat dari substansinya. Kalau hal itu di hubungkan dengan Undang-Undang atau peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang, proses atau cara pembuatan atau penetapanya harus maju, baik atau sempurana. Kalau semula, rencana Undang-Undang selalu berasal dari pemerintah,maju baik tau sempurna berarti, DPR dapat mengajukan usul inisiatif rancangan Undang-Undang. Kalau dulu Presiden berhak tidak mengundangkan Undang-Undang, maju baik atau sempurna mengandung Arti : Dlam hal rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan Undang-Undang tersebu disetujui, rancangan Undang-Undang tersebut sah menjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan (Perubahan Kedua UUD 1945, atas Pasal 20)

Pancasila Sebagai Paradigma

Seperti telah dikemukakan diatas, proses perumusan Pancasila sebagai dasar telah melibatkan berbagai komponen bangsa yang menjadi anggata, baik di BPUPKI maupun di PPKI. Walaupun setelah jatuhnya Soeharto sebagai Presiden RI kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara dipermasalahkan oleh berbagai kelompok masyarakat, ternyata substansi yang terdapat dalam Ketetapan MPR-RI No. XVIII/MPR/1998, yaitu Pancasila sebagai dasar Negara dan Pancasila sebagai idiologi Nasional, merupakan cita-cita dan tujuan Negara yang masih dipertahankan.Yang menjadi pertanyaan ialah apa makna Pancasila Sebagai Paradigma atau dapatkah Pancasila menjadi kerangka atau pola berpikir bangsa Indonesia? Seperti telah dikemukakan, Pancasila adalah dasar Negara, artinya ia adalah landasan kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia. Ini berarti bahwa setiap gerak langkah bangsa dan negara Indonesia harus selalu dilandasi oleh sila-sila yang terdapat dalam Pancasila, yaitu : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebikjaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Dalam pada itu makna idiologi nasional mengandung arti cita-cita dan tujuan Negara.

Oleh karena itu sebagai negara hukum, setiap perbuatan, baik dari warga masyarakat maupun dari pejabat-pejabat harus berdasarkan hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Hukum tertulis yang akan dibentuk (ditetapkan) juga harus berlandaskan dasar Negara, seperti tercermin dalam sila-silanya. Dengan demikian subtansi hukum tertulis yang dikembangkan harus merupakan perwujudan atau penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Sekurang-kurangnya subtansi produknya tidak bertentangan dengan Pancasila, dalam istilah hukum politik bahwa subtansinya merupakan perwujudan/penjabaran nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan karakter hukum responsive, artinya untuk kepentingan rakyat dan merupakan perwujudan aspirasi rakyat.

Sumber : http://www.harypr.com/

Facebook Twitter RSS