Revoluzine Blogger

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Maulydia Taysa Novella

Maulydia Taysa Novella

Mengenai Saya

Maulydia Tasya Novella lahir pada 1994, di kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. saya dibesarkan oleh kedua orang tua, ibunda saya Helmy Hartati yang merupakan seorang perawat di Rumah Sakit Zainal Abidin, Banda Aceh. Ayahanda saya Mahfuz, seorang wiraswasta. mereka adalah pahlawan yang sangat berjasa. saya adalah satu dari sekian banyak blogger Indonesia yang menggunakan blog sebagai wahana pembelajaran online dan memberikan beberapa materi yang terdapat di blog saya untuk dapat digunakan oleh orang lain dengan segala manfaatnya. Maulydia Tasya Novella merupakan seorang siswi MIN Banda Aceh yang meneruskan pendidikannya ke MTsN Banda Aceh dan sekarang di SMA Fatih Tengku Nyak Arief Banda Aceh.. insya Allah saya akan meneruskan pendidikan saya ke Fakultas Kedokteran UGM. amin.

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Entri Populer

Status Dieng naik menjadi SIAGA (Level 3)

Ststus Dieng dinaikkan menjadi SIAGA (Level 3) oleh Badan geologi setelah dilakukan evaluasi aktifitasnya yang meningkat. Dibawah ini cuplikan dari surat yang dikeluarkan oleh Badan Geologi mengenai peningkatan status G Dieng ini.

:( “Wah Pakdhe, tadi malam sebenernya sudah denger beritanya ya ?”

:D “Iya Thole tetapi penumpang kan tidak boleh mendahului supir”

Dalam peenjelasannya, Badan Geologi mendasari pada pengamatan Visual, Kegempaan, serta Gas CO2.

Gunungapi Dieng secara geografis terletak pada 70 54’ LS dan 1090 54’ BT dan secara administrasi termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Pada tanggal 23 Mei 2011, pukul 14:00 WIB, status kegiatan Gunungapi Dieng dinaikkan dari Normal ke Waspada. Catatan erupsi freatik terakhir Gunung Dieng terjadi di Kawah Sileri pada 27 September 2009 pukul 00.05 WIB berupa semburan lumpur.
PEMANTAUAN
Visual
http://www.ulb.ac.be/sciences/cvl/DKIPART1.pdf

Lokasi Kawah Timbang (tanda X) sebelah kiri atas.

Pemantauan secara visual terhadap Kawah Timbang, sejak tanggal 22 Mei 2011 mulai teramati hembusan asap kawah berwarna putih tipis ketinggian sekitar 20 meter dengan perioda kemunculan berkisar antara 15 – 30 menit

Sejak 29 Mei 2011, pukul 06:00 – 16:14 WIB, teramati aliran gas dari Kawah Timbang sejauh 50 meter kearah selatan melalui lembah. Setelah dilakukan pengecekan (semua Pengamat menggunakan masker), teramati tumbuhan tampak kering terkena gas dan dijumpai burung mati (diambil sebagai bukti/sample). Dilakukan pengecekan di Jembatan Sumberejo menggunakan kelinci, gas berbahaya belum mencapai Jembatan Sumberejo, sebagai bukti, kelinci tetap hidup. Hingga saat ini (29 Mei 2011, pukul 18:02 WIB) teramati asap tipis keluar dari Kawah Timbang mengalir kearah Selatan.

Kawah Sileri Kawah Sinila, Kawah Siglagah, Kawah Condrodimuko dan Kawah Sikidang tidak terjadi perubahan secara visual.
Kegempaan

Dalam periode 18-22 Mei 2011, terekam 62 kejadian gempabumi Vulkanik Dalam, 59 kejadian gempabumi Vulkanik Dangkal, 3 kejadian Gempabumi Tektonik Jauh dan 1 (satu) kejadian Gempabumi Tektonik Lokal.

Pada tanggal 29 Mei 2011 pukul 00:00 hingga 06:00 WIB, terekam 5 kejadian Gempabumi Vulkanik Dalam, 3 kejadian Gempabumi Tektonik Lokal dan 2 kejadian Gempabumi Tektonik Jauh. Pada pukul 06:02 WIB, terekam Gempabumi Terasa MMI 2, kemudian diikuti serentetan Gempabumi Vulkanik kecil-kecil yang merupakan Gempabumi Vulkanik Dangkal.
Gas CO2

Pada status Waspada konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang mencapai 0,106 % volume Pada 28 Mei 2011, tiba-tiba terjadi peningkatan konsentrasi gas CO2.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemantauan secara visual, gas CO2 dan kegempaan di G. Dieng terjadi peningkatan aktivitas vulkanik. Maka terhitung mulai tanggal 29 Mei 2011 pukul 20:45 WIB, status G. Dieng dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III)

Pemantauan aktivitas G. Dieng dilakukan secara intensif oleh Tim Tanggap Darurat G. Dieng.

Dilakukan koordinasi secara menerus dengan BNPB, BPBD Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Batang dan seluruh pemangku kepentingan.
REKOMENDASI

Sehubungan dengan peningkatan status dari Waspada menjadi Siaga Gunung Dieng maka direkomendasikan sebagai berikut :

Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 1000 meter dari Kawah Timbang, mengingat ancaman bahaya gas beracun yang berbahaya bagi kehidupan, dengan sifat tidak tampak dan tidak berbau, yang setiap saat dapat terjadi.

Masyarakat agar tetap tenang, tidak terpancing isyu-isyu terkait dengan aktivitas Gunung Dieng yang tidak jelas sumbernya. Untuk itu masyarakat dapat berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Dieng, dengan alamat Desa Karang Tengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, atau dengan Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Batang, atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung.

Sumber berita : “Badan geologi”

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Seluk dan Beluknya Gunungapi

Sudah sering kita mendengar dan melihat bagaimana gunungapi beraksi. Namun ada baiknya juga dongengan tentang seluk dan beluknya gunungapi dibawah ini dibaca-baci. Artikel dari VSI (Vulkanological Survey of Indonesia) ini cukup lengkap menjelaskan bagaimana terbentuknya, asal usul serta jenis-jenisnya.

Gunung Merapi setelah erupsi 2010. (sumber Badan Geologi)

:( “Wah dongeng yang bagus Pakdhe, boleh dikopi untuk mengajar anak SD SMP kan ?”

:D “Ilmu itu akan berguna kalau dibagi-bagi Thole. Disini ilmunya gratis ! Silahkan kalau dikopi-paste tapi disebutkan sumbernya ya”

Selain keindahan dan kemegahannya, gunung api menimpan berbagai cerita ilmiah maupun non ilmiah bin klenik yang selalu menarik. Yang dibawah ini cerita ilmiahnya gunungapi.
Apa sih gunungapi itu ?

Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.

Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan (2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya; (3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

terangkat3.jpg :( “Looh apakah setiap gundukan besar itu akibat gunungapi ?”

:D “Thole gundukan atau pegunungan juga dapat dibentuk oleh aktifitas tektonik atau pengangkatan. Coba baca lagi tulisan bagaimana Pulau Jawa di dongkrak disini“

Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:

1. Tipe Hawaiian,yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana;
2. Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua;
3. Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar;
4. Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkankubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;
5. TipeUltra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;
6. Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampaidasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringdisertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;
7. Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.

Tipe Letusan Gunungapi

Bentuk dan bentang alam gunungapi, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah,membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik ataufreatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.

Penampang suatu gunungapi dan bagian-bagiannya. (Diedit dan modifikasi dari Krafft, 1989)

Struktur gunungapi, terdiri atas : (1) struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar; (2) kaldera, bentukmorfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kalderaletusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yangsangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terusmenerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera; (3) rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok diantara rekahan disebut graben; (4) depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapaiukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

:( “Pakdhe, konon ada cerita tentang Krafft ini ya ?”

Ada kisah heroik dibawa oleh Suami-istri Krafft yg membuat penampang diatas :

Maurice dan Katia Krafft adalah volcanologists Perancis yang mengabdikan hidup mereka untuk mendokumentasikan letusan gunung berapi khususnya dalam foto-foto dan film. Krafft yang meninggal pada 3 Juni 1991 ketika mereka terkena aliran piroklastik di Unzen gunung berapi di Jepang. Selama hidup mereka, mereka mengunjungi ratusan, bahkan ribuan, gunung berapi di seluruh dunia! Mereka juga memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan mitigasi bahaya gunung berapi dan citra mereka digunakan untuk mengakhiri ini sebisa mungkin. Selain terjadi kematian dari Krafft pada peristiwa saat yang sama, adalah kematian vulkanologi Amerika Harry Glicken yang berada di lokasi yang sama. Harry telah melakukan beberapa penelitian perintis pada puing-puing serta longsoran vulkanik dan membantu untuk mengembangkan pemahaman kita tentang fenomena ini. Sekitar 40 wartawan yang menyertai Krafft itu juga dibunuh oleh aliran piroklastik yang sama. Mereka adalah pahlawan volkanologi dunia.

Letusan-letusan ini dapat dikelompokkan juga berdasarkan tipe lavanya seperti dibawah ini:

Bentuk Gunungapi

Sumber: internet

Jadi gunungapi dikenali berdasarkan atas berbagai tipe dan jenisnya.

Gembul Kucing Gaul juga punya FB (klik)

:( “Pakdhe, kenapa sih gunungapi saja dipilah-pilah jenis dan ragamnya. Bukannya semuanya terbentuk dengan cara yang sama?”

:( “Thole mengenal gunungapi ini mirip mengenal binatang. Yang namanya kambingpun berbagai jenis. Dan masing-masing jenisnya cara berternaknya berbeda. Sama halnya dengan gunungapi, mereka juga memiliki berbagai jenis dengan perilaku yang berbeda-beda. Lah wong kucing saja walaupun jenisnya sama ada kucing pendiem dan ada kucing gaul seperti si Gembul itu kok”

KAPAN GUNUNGAPI TERJADI ?

Gunungapi yang masih aktif saat ini terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dansebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik. Perlu dicatat, tentusaja sejak awal pembentukan bumi juga sudah ada aktifitas vulkanisme.

Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerahLaetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.

Di Indonesia hubungan gunungapi dan kebudayaan serta perilakunya pernah dituliskan di dongengan disini
DIMANA GUNUNGAPI TERJADI ?

Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekarankerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua;busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samuderayang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama dengan dengan pembentukan busurgunungapi. (Modifikasi dari Krafft, 1989)
MENGAPA TERJADI GUNUNGAPI ?

Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mepunyaibanyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukandan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi.

Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, sepertielemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan.Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerakmenyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyaiketebalan 70 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel.Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut jugaastenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadipelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliartahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.

Penampang bumi. (modifikasi dari Krafft 1989)

Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida yangtidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk.200 km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine, piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel. (Modifikasi dari Krafft, 1989;Sigurdsson, 2000).
BAGAIMANA GUNUNGAPI TERBENTUK ?

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda :

1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikankesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapitengah samudera.

2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibatgesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak kepermukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.

3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuanatau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lavasepanjang rekahan.

4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagimagma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yangmembentuk deretan gunungapi perisai. Penampang diagram yang memper lihatkan bagaimana gunungapi ter bentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yangmenghasilkan busur gunungapi, busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi tengahbenua dan busur gunungapi dasar samudera. (Modifikasi dari Sigurdsson, 2000).

Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan kerakSamudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalamsehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll. (Modifikasi dari Katili, 1974).
BAHAYA GUNUNGAPI

Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung(sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang langsung oleh letusangunungapi adalah :

1. Leleran lava

leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusaksegala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung darikekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauhjangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikangunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya cukuplamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya.

Leleran lava dapat merusak segala bentuk infrastruktur. Foto Macdonald.

2. Aliran piroklastik (awan panas)

Aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian,letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah.Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas darimagma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan jangkauan alirandapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut.

Awanpanas Gunung Merapi (Badan Geologi)

Awan panas mempunyai mobilitas dan suhu tinggi sangat berbahaya bagipenduduk sekitar gunungapi.

3. Jatuhan piroklastik

Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukuptinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah anginkemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalantertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapatmenggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan.

Hujan abu dapat merusak tanaman, merobohkan rumah, mengganggupernafasan dan membahayakan jalur penerbangan pesawat.

4. Lahar letusan

Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancamanlangsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.

5. Gas vulkanik beracun

Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2,HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.

Pengeluaran gas CO2 di G. Dieng membunuh banyak penduduk. Baca tentang Dieng disini
Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunungapi aktif:

1. Lahar Hujan

lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut olehhujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yangsangat pekat sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran.Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungaiyang dilaluinya dan merusak infrastruktur.

2. Banjir bandang

banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama padalereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukupmembahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.

3. Longsoran vulkanik

longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadirapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoranvulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalampeta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.

Lahar G. Merapi di Muntilan (sumber Antara)
PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNGAPI

Dalam penanggulangan bencana letusan gunungapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapansebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.

1. Sebelum terjadi letusan dilakukan :

* Pemantaun dan pengamatan kegiatan pada semua gunungapi aktif,
* Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona ResikoBahaya Gunungapi yang didukung dengan dengan Peta Geologi Gunungapi,
* Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunungapi,
* Melakukan pembimbingan dan pemeberian informasi gunungapi,
* Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia digunungapi,
* Melakukan peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya sepertipeningkatan sarana dan prasarananya.

2. Setelah terjadi letusan :

* Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan,
* Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya,
* Memberikan saran penanggulangan bahaya,
* Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang,
* Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak,
* Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun,
* Melanjutkan memantauan rutin.

Dimana saja gunungapi di Indonesia ?

Gunung tersebar di Indonesia jumlahnya lebih dari seratus :
JUMLAH SEBARAN GUNUNGAPI
Daerah Tipe-A Tipe-B Tipe-C Jumlah
Sumatera 13 12 6 31
Jawa 21 9 5 35
Bali 2 - - 2
Lombok 1 - - 1
Sumbawa 2 - - 2
Flores 16 3 5 24
Laut Banda 8 1 - 9
Sulawesi 6 2 5 13
Kep.Sangihe 5 - - 5
Halmahera 5 2 - 7
129
KLASIFIKASI GUNUNGAPI DI INDONESIA

1. Tipe A
Gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600
2. Tipe B
Gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsimagmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara
3. Tipe C
Gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia,namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah

Pos pengamatan Merapi, Kaliurang (sumber http://jogjasiana.com)

PROSEDUR TETAP TINGKAT KEGIATAN GUNUNGAPI

1. Aktif Normal (Level I)
Kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan dari hasil visual,kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkanadanya kelainan
2. Waspada (Level II)
Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secaravisual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya
3. Siaga (Level III)
Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual/pemeriksaankawah, kegempaan dan metoda lain saling mendukung.Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikutiletusan
4. Awas (Level IV)
Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupaabu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akandiikuti letusan utama

Radio Komunikasi dari Pos-Pos PGA ke DVMBG

Dam pengelak lahar di lereng G. Merapi, Jawa Tengah. (Promer)

Model rumah yang disarankan untuk daerah sekitar gunungapi, agar terhindar dari bebanendapan abu gunungapi.

Ruman Aman Gunungapi (sumber VSI)

* Kemiringan atap 45o atau lebih curam lagi
* Tiang penopang atap lebih kerap dibantu dengan tiang diagonal
* Dianjurkan atap terbuat dari seng agar tahan panas dari lontaran batu (pijar)

Sumber dongengan modifikasi dari artikel terbitan VSI-Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Bagaimana Uranium Terbentuk dan Bersembunyi ?

logo-mgeiCerita tentang deposit Uranium di Indonesia tentunya sangat menarik. Namun sebelum melihat depositnya kita lihat dulu bagaimana kisah deposit ini di saentero dunia. Pak Sukmandaru ketua MGEI (Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia) yang merupakan organisasi dibawah IAGI melantunkan ceritanya dibawah ini.

:( “Whadduh Pakdhe, lah nanti ada radiasi keluar dari lokasi-lokasi terdapatnya tambang Uranium ini juga ya ?”

:D “Thole alam itu juga mengeluarkan radiasi juga yang secara alami sudah akan dikompensasi oleh alam itu sendiri. Pemanfaatannya yang perlu diketahui caranya secara benar. Makanya belajar, jangan sampai kamu takut karena tidak tahu. Tapi perlu waspada karena mengerti potensi bahayanya !!”

Menurut Pak Sukmandaru ahli pertambangan di Indonesia ini melantunkan, bahwa sampai kini, ada belasan model keterdapatan U (Burrows, 2010 – meringkaskannya ada 13 tipe deposit) dimana sebagian sudah ditambang secara komersial (di luar Indonesia tentunya). Sebagian deposit tersebut bukan merupakan tambang/ daerah prospek “single commodity” U, tetapi yang biasanya merupakan gabungan dengan komoditi lainnya (seperti Olympic Dam di South Australia yang mengandung Cu, Au dan U….. walaupun U-nya belum diproduksi secara komersial). Kadar U dari berbagai tipe deposit tersebut bervariasi dari 0.03 sd 25.0%.


:( “Wah, Ustrali paling banyak uraniumnya ? Ini yang membuat orang asli aborigin itu item-item, gosong ya, Pakdhe ?”

:D “Hust, ga ada hubungannya !”

Dari kompilasi Burrows (2010), U yg terkandung dalam sedimentary phosporite (disebut sbg tipe Phosphorite) menyumbang jumlah sumberdaya global (tingkat dunia) terbanyak (6,5 juta ton U). Tetapi kadar U pada tipe deposit ini relative rendah yakni 50 – 500ppm. Seluruh tipe deposit ini dideliniasi dari cekungan tua (Phanerozoic) di USA, Maroko dan Yordania, walau sampai saat ini belum ada yg berproduksi.

Penyumbang terbesar kedua dari cadangan global adalah dari type deposit “black shale” yakni 4,4 juta ton dengan kadar rendah 50 – 400ppm (seperti halnya type phosphorite, belum ada produksi tercatat dari type deposit ini). Lagi-lagi deposit ini berasal dari cekungan sedimen tua berumur Cambrian (spt Alum Shale-Ranstad di Swedia).

Terbesar ketiga adalah “Sandstone hosted” yakni sebesar 1,5 juta ton U. Menariknya, type deposit ini punya kisaran umur panjang dari Phanerozic sampai Tertiary. Kadar rata-rata adalah 50 – 500ppm, dan sampai 2007 sudah diproduksi sekitar 10,000 ton U yg merupakan 30% produksi dunia (yakni dari Kazakhstan, Australia, Gabon, Nigeria dan Argentina). Uranium pada deposit ini diendapkan sbg uranitite atau coffinite, diendapkan dari air formasi (basinal brines) yang berinteraksi dengan reductant spt carbonaceous material, hydrocarbon dan mineral sulfida. Deposit ini umum terendapkan dalam bentuk (1) tabular sejajar dengan lapisan batupasir, (2) roll-front deposit membentuk tubuh deposit melengkung, atau (3) deposit pengisian sepanjang patahan/ struktur. Beberapa deposit baru tipe ini diketemukan di Kazakhstan pada sedimen (batupasir) Paleocene-Eocene (spt Inkai, Moinkum dll) yang berdampingan dengan cekungan minyak . Mungkinkah type spt ini ada di Indonesia?

Deposit dengan kadar relative tinggi adalah “unconformity related”, kadar rata-rata 1.0 – 25% U. Tipe ini menyumbang sekitar 650,000 ton global resources. Beberapa penemuan baru di Kanada (Athabasca basin) dan Australia (Ranger basin) berasal dari type ini. Sekitar 20% produksi U dunia berasal dari tipe ini. Type ini diendapkan pada basin tua (basal zone) yang menumpang diatas basement (biasanya metamorphic) dengan kandungan U.

Type deposit lain yang berhubungan dengan magmatisme (intrusive/ plutonic related) adalah:

* a. IOCG (Iron Oxide Copper Gold) – global resource sebesar 900,000 ton, dengan contoh Olympic Dam (Australia)
* b. Intrusive – pegmatite hosted – global resource sekitar 290,000 ton, contoh di Greenland, South Africa, dan penemuan baru di Rossing (Namibia).
* c. Volcanic – caldera associated – 210,000 ton, spt di Dornot (Mongolia), Xiangshan (China), McDermit (USA)

Bagaimana dengan Indonesia? Sampai kini belum ada laporan ttg keterdapatan (occurrences) U yg berasosiasi dengan batu sedimen. Namun, dari setting geologinya, type deposit yg berhubungan dengan magmatisme kemungkinan sekali bisa terjadi, baik sbg “intrusive/ plutonic related” maupun “volcanic hosted”.

Untuk tipe IOCG, kemungkinan keterdapatannya di Indonesia kecil, karena sejauh ini IOCG terjadi di lingkungan magmatisme alkaline tua (Proterozoic) – walaupun di diskusi MGEI, bbrp kawan membantahnya bahwa IOCG bisa saja terjadi di lingkungan magmatisme muda spt yg terjadi di Andes. Beberapa model keterdapatan U diilustrasikan pada diagram di bawah ini.


Note ” Coba bandingkan gambar diatas dengan gambar penampang tektonik yang sering digambarkan di dongengan ini”gempa-aceh.jpg

Tentunya mudah melihat kemiripan penampang tektonik sederhana tentang terbentuknya gempa bumi dengan pola tektonik terdapatnya Uranium. Ya memang keduanya dibangun dari pemikiran yang mirip tentang proses utama di bumi ini. Tektonik memang sangat komoleks terbentunya namun juga sangat banyak sumberdaya yang dibentuknya.

:( “Assyik, aku belajar tektonik saja lah !”

Tidak semua Uranium berasosiasi dengan gunung api. Namun juga batuan sedimen dapat menjadi sumber terendapkannya mineral mengandung uranium. Endapan-endapan hasil erosi gunung batuan beku yang awalnya mengandung uranium malah akan tersaring secara alamiah.


Dan tentusaja dalam lingkungan vulkanik active seperti yang terbanyak di Indonesia juga memiliki kemungkinan terdapatnya jebakan Uranium ini.

Indonesia sebagai negara yang memiliki kondisi tektonik yang sangat kompleks tentusaja akan memiliki potensi terdapatnya uranium ini. Dan BATAN sebagai satu-satunya otoritas pengelola mineral radioaktif telah mengeluarkan peta sumberdaya spt yg ada di bawah ini.


Demikian sekelumit cerita terdapatnya Uranium di dunia dan kemungkinan adanya di Indonesia. Semoga seteguk dahaga keingin tahuan tentang uranium bisa

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Jenis-jenis Gempa dan Istilah-istilah Gempa

Sudah sering kita mendengar gempa namun sangat jarang kita melihat ada beberpa jenis gempa yang kita alami. Semua gempa memang menyebabkan fenomena yang berupa goyangan. Namun tidak semua goyangan disebabkan oleh hal yang sama.

:( “Wah asik nih, Pakdhe sudah mulai berteori, tidak hanya bercerita fenomena”

:D “Mumpung ga banyak gejala alam ya kita cerita teori saja dulu Thole”

Secara teori ada beberapa jenis gempa dilihat dari cara mengklasifikasikannya. Gempa bisa dilihat dari genesa terjadinya, besarnya kekuatannya, juga bisa dilihat dari fenomenanya.
Klasifikasi genesa gempa

Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:

1. Gempa Tektonik;
2. Gempa Vulkanik;
3. Gempa Runtuhan;
4. Gempa Jatuhan;
5. Gempa Buatan
6. Nah kita lihat satu-satu secara sederhana ya ?

Gempa Tektonik

Sudah tahu tektonik kaan ? Ya bergeraknya lempeng-lempeng atau kerak bumi. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi. Karena gesekan antar lempengan ini menyebabkan gempa, ini yang paling sering terjadi selama ini.

Tentusaja ini perlu dijelaskan lebih lanjut, karena gempa ini pasling sering terjadi dan merupakan salah satu jenis gempa yang dinilai paling merusak.

:( “Iya donk Pakdhe, dongengin selanjutnya “

:D “Iya thole nanti ditulis terpisah saja”

Gempa Vulkanik

Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.

Silahkan baca kelanjutannya disini : Memonitor polah tingkah Gunung Kelud yg sedang kritis
Gempa Runtuhan

Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.

Coba bayangkan kalau longsoran batu besar seperti yang diterangkan disini : Melihat jenis-jenis longsoran dengan video Lihat jeni jatuhan batu besar inipun akan menyebabkan getaran cukup kuat. Bahkan swara-swara glung-bleng di selatan Jogja pernah diisukan akibat runtuhan gua-gua dibawah tanah. Silahkan baca disini Getaran Trenggalek: Rayapan, Vulkanik atau Tektonik ?
Gempa Jatuhan

Kawah meteor

Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.

Nah dugaan jatuhnya meteor besar di Indonesia juga pernah di dongengkan disini : Berburu Kawah Meteor (Geo-Circle) di Indonesia
Gempa Buatan
Seismik eksplorasi

Seismik eksplorasi

Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.

Salah satu manfaat getaran gempa buatan ini adalah pemnfaatannya dalam eksplorasi minyak dengan teknik yang disebut seismik eksplorasi.

stetoscope.jpgJadi walaupun selama ini goyangan dan getaran ini selalu saja dianggap merusak namun apabila manusia mampu berpikir maka getaran ini justru dapat dimanfaatkan untuk meneliti bumi itu sendiri. teorinya ya mirip dokter yang mendengarkan getaran-getaran yang ada di dalam perut itu.

Nah diatas itu jenis-jenis gempa dilihat dari cara terjadinya atau genesa terbentuknya.
Kalisifikasi besarnya kekuatan gempa,

Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), USGS membedakan gempabumi dapat dibedakan atas :

* 0.0-3.0 : gempa micro
* 3.0-3.9 : gempa minor
* 4.0-4.9 : gempa ringan
* 5.0-5.9 : gempa sedang
* 6.0-6.9 : gempa kuat
* 7.0-7.9 : gempa mayor
* 8.0 and greater : gempa kuat

Berdasarkan kedalaman episenter

Berdasarkan kedalamannya (h), gempabumi digolongkan atas :

Gempa bumi dangkal antara 0 dan 70 km dalam; gempa menengah, 70-300 km dalam, dan gempa bumi dalam, 300-700 km dalam. Secara umum, istilah pusat gempa dalam (deep-focus earthquakes) dipakai untuk gempa bumi yang pusatnya lebih dari 70 km. Semua gempa bumi yang kedalamannya lebih dari 70 km sering terjadi dalam mantel bumi, tidak hanya dalam kerakbumi saja.

Ingat kerak bumi memiliki kedalaman hanya sekitar 60 Km saja.
Istilah-istilah lain dalam gempa

* Foreshocks
Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum terjadinya gempa besar.
* Main shock
Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
* Aftershocks
Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang memiliki kekuatan diatas 6M biasanya memiliki gempa susulan.
* Earthquake Swarm
Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi tertentu. Sering berasosiasi dengan vulkanisme.
* Primary and Secondary Quake
Gempa primer adalah goyangan gempa yang datang duluan karena getaran ini memiliki kecepatan rambat paling besar. Sedangkan gempa sekunder adalah goyangan atau getaran yang datang setelahnya karena memiliki kecepatan rambat lebih rendah.

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Bukan sekedar muter keran – Perlu “Exploration Sharing Contract”

Gambar dibawah ini merupakan salah satu slide yang saya presentasikan kemarin diacara Panelis Discussion di acara Join Convention Makassar (HAGI-IAGI). Gambar ini menunjukkan bahwa jeda waktu (time lag) sejak diketemukan hingga mencapai puncak produksi migas itu berkisar 15-30 tahun !! (tercepat saat ini masih 5 tahun, dan untuk lapangan raksasa (Duri) memerlukan 50 tahun !) Jadi keputusan strategis itu ndak bisa dipakai untuk mendongkrak popularitas politis.

Yang diperlukan saat ini adalah seorang negarawan sejati untuk memikirkan strategi masa depan negeri !!

Selang waktu antara penemuan hingga puncak produksi migas di Indonesia.

:( “Wah, Pakdhe sekarang mulai serius kalau berbicara. Selamat ya, Pakdhe !”

:D “Guyon itu ada waktunya. Sesekali harus serius Thole”

Saat ini untuk satu lapangan saja detilnya mungkin rata-rata sejak discovery hingga first oil 5-10 tahun, namun kebanyakan bahkan lebih dari 10 tahun. Untuk yang super cepat mengikuti prosedur POP (Put on Production) diamana dahulu sering disebut “prolong test”, statusnya mirip ngetest produksi (DST) tetapi prinsipnya sebenarnya sudah memproduksikan. Menurut pengamatan selintas POP ini secara nasional mungkin dampak produksinya kecil (cmiiw). Walaupun memberikan nilai keekonomian lebih baik pada kontraktor sebagai insentif.
Minyak

Kita lihat dahulu untuk minyak (oil). Gambar terlampir ini menunjukkan lebih kepada dampak sebuah kebijakan strategis kedalam aggregat produksi untuk keseluruhan Indonesia. Memang tidak bisa dianggap hanya dampak kebijakan thok yang berpengaruh, harga minyak serta iklim investasi juga mempengaruhinya. Yang dapat dilihat disini antara lain adalah produksi yang langsung anjlok 30 tahun setelah PSC dicanangkan. Kalau melihat bahwa backgrond produksi dibaliknya ada Minas dan Duri yang merupakan andalan utama selama ini. Ini tidak bisa dipungkiri bahwa keputusan besar akan di ‘drive’ oleh lapangan besar ini. Dan tentunya kita tahun bahwa satu periode produksi adalah 30 tahun. Tentusaja setiap investor akan mengoptimasi produksinya untuk masa 30 tahun ini. Wajar saja. Dan inilah yang saya maksudkan sebagai konsekuensi logis dari PSC adalah merosotnya produksi setelah habis satu masa PSC.

Gas memiliki latar belakang sedikit berbeda, namun kalau dilihat dari lagtime sejak penemuan (discovery) hingga produksi juga memerlukan waktu yang sama (sama lamanya). Tentunya gas merupakan andalan masa depan. Hanya saja perlu difikirkan supaya pelajaran dari kisah anjloknya produksi minyak supaya tidak berulang (yang mengagetkan) pada produksi gas nantinya. Perlu dibuat pemikiran lain supaya ada usaha eksplorasi menggantikan gas yang diproduksi dikenal dengan istilah penyeimbangan R/P (RtP – Reserves to production).
Eksplorasi

Secara sederhana tentunya dikeahui bahwa minyak yang diproduksi harus diganti dengan penemuan baru. Kita tahu bahwa saat ini yang diperlukan adalah meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk mengganti migas yang diproduksi, sehingga industri migas tetap dan mampu berkesinambungan. Saat ini kontrak pengusahaan migas yang ada saat ini memang disebut sebagai PSC (PRODUCTION sharing contract) saat ini kita tahu bahwa eksplorasinya yg kurang berhasil, karena itu barangkali perlu EXPLORATION Sharing contract (ESC) !

Bagaimana kalau dibuat kontrak pengusahaan eksplorasi (ESC), bila lapangan yg diketemukan saat eksplorasi tsb tidak diproduksikan maka akan dibeli oleh negara seharga (sebagai contoh saja) 10% dari harga wajar saat itu. Artnya perusahaan yg melakukan eksplorasi tidak benar-benar rugi 100% bila eksplorasinya gagal mencapai nilai keekonomian. Karena bagaimanapun sumberdaya yang diketemukan suatu saat dapat dimanfaatkan oleh negara (suatu saat nanti). Dan pembelian cadangan “kecil” (marginal) ini suatu saat akan dimanfaatkan oleh negara (host country).

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Evolusi : Bukan sekedar masalah percaya dan tidak percaya

"Jangan cuman ngikut-ngikut !"

Seorang ilmuwan sering dihadapkan pada keyakinan (keimanan) dengan keyakinannya tentang gejala alam yang diamatinya. Salah satu yang sering menjadi pertanyaan adalah apakah Geologist yang percaya teori evolusi juga percaya bahwa manusia merupakan hasil evolusi juga ?

Pak Koesoemadinata (RPK), seorang professor Geologi dari ITB memberikan sedikit perenungannya dibawah ini. Apakah geologist yg percaya teori evolusi berarti tidak percaya tuhan ?

Evolusi : Masalah percaya dan tidak percaya
(Prof Koesoemadinata)

dituliskan dari obrolan di Mailist IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia)

Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian”

Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu?

Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain.

Prof. Dr RP Koesoemadinata

Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulah salah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini.

Science tidak mengharuskan kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan. Misalnya saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. Hal ini terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam ilmu fisika, maupun kimia, apalagi astrofisika dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy Karl Popper mengatakan semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti dengan teori yang lain, yang lebih maju.

Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal percaya atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan yang logis dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je in de kerk” orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam gereja). Agama itu didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman atas wahyu illahi yang diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab suci, mengenai keberadaan malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak perlu logis atau keberadaannya didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera kita ini. Kebenaran agama kita yakini karena iman, dan kita tidak bisa menilainya secara scientific. Science itu berdasarkan pengamatan dan pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai secara religious/spiritual.

Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya tidak merasa demikian. Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya dan menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja kalau dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan Haditz yang mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan tenteram dan hidup dalam keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang beragama.

sumber:http://rovicky.wordpress.com

Bencana alam sebagai ancaman nasional (Belajar dari banjir Bangkok)

Daerah tangkapan (DAS) Chao Praya. Mirip dengan dengan DAS Ciliwung Jakarta. (Wikipedia)

Banjir yang saat ini (Oktober 2011) terjadi di Thailand dan ancaman banjir terhadap ibukota Bangkok, dengan volume air yang begitu banyak, yang disebut-sebut sebagai banjir terburuk dalam 5 dekade terakhir, betul-betul membuka mata kawan saya, Minarwan, bahwa kurangnya pengalaman manusia dalam menanggulangi sebuah bencana besar membuat kita tidak siap sehingga tidak bisa meminimalkan ancaman tersebut.

:( “Pakdhe, Lik Minarwan ini kan seorang dokteor dari Indonesia kan ? Kok kerjanya di Thailand ?”

:D “Barangkali Pak Lik Minarwan masih ingin menimba ilmu disana thole. Siapa tahu di Eropa ilmunya tidak sebanyak di Thailand” ;)

Minarwan baru beberapa bulan bekerja di Thailand setelah sebelumnya bekerja di Eropa. Menceriterakan pengalamannya mengamati dan mengalami situasi yang sangat bagus untuk menjadi pelajaran bersama. Bagaiamana menghadapi sebuah ancaman bahaya bencana alam yg mengancam stabilitas nasional.

Tanggal 19 Oktober: Nasib Kota Bangkok bersandar pada dining penghambat - Warga di banyak daerah provinsi tetangga Bangkok - Pathum Thani, Nonthaburi dan Nakhon Pathom - dievakuasi sehari sebelumnya, sementara kesempatan untuk keluar dari ibukota banjir mengamuk sekarang tergantung pada beberapa dining penghambat (barrier) sementara
Awalnya dari hujan

Situasi yang saat ini berlangsung di Thailand dimulai ketika curah hujan tinggi menyebabkan bagian utara negara ini, di mana DAS Chao Phraya berada, mendapatkan pasokan air yang berlebihan. Keadaan memburuk ketika ketidaksiapan pemerintah baik lokal maupun pusat bercampur dengan permainan politik dan egoisme pemerintah lokal membuat wilayah tertentu dikorbankan dan wilayah ibukota dipertahankan tapi kemudian ancaman menjadi lebih besar. Bagaimana kalau tanggul-tanggul penahan air sementara yang dibuat dengan terburu-buru itu jebol? Air banjir mungkin bisa menjadi air bah untuk kota Bangkok.

Sebenarnya pemerintah Thailand telah berusaha menangani banjir yang kerap datang. Mereka telah membangun banyak saluran irigasi berukuran besar atau kanal untuk mengendalikan kelebihan air dan mengalirkannya ke laut. Tapi curahan air hujan kali ini sungguh besar. Hujan lebat telah berlangsung hampir 3 bulan di DAS Chao Phraya dan ada pula badai yang datang dari Vietnam serta bersamaan dengan pasang naik di Teluk Thailand sehingga jumlah air yang berhasil dibuang ke laut terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah air yang membanjiri berbagai propinsi.

Berdasarkan berita di media massa berbahasa Inggris di Thailand, ada 16 milyar meter kubik air banjir yang perlu dibuang ke laut secepatnya. Tapi air yang bisa dibuang ke laut lewat kanal dan pompa-pompa yang berfugsi maksimal hanya sekitar 550 juta meter kubik per hari. Jadi, tanpa tambahan air hujan lagi, akan butuh waktu 30 hari untuk membuang air banjir ini ke laut. Jika hendak dibuang secepatnya, yaitu dengan melewatkan air pada tempat alirannya yang alami, air banjir akan lebih cepat surut.

Mengalirkan air lewat jalan alamiah berarti kemungkinan besar harus membanjiri Bangkok, ibukota Thailand, pusat ekonomi dan bisnis paling penting negara tetangga kita ini. Inilah salah satu sumber masalah krisis banjir berkepanjangan saat ini. Gubernur metropolitan Bangkok memutuskan untuk hanya membuka sebagian pintu air di wilayah administrasinya demi “mengontrol” level air di kanal Bangkok dan “mempertahankan” ibukota agar tidak kebanjiran. Jadi, air yang seharusnya bisa melewati kanal-kanal Bangkok dengan maksimal untuk kemudian dipompa ke laut ternyata tidak sampai ke stasiun pemompaan.

Pada tanggal 20 Oktober: Pemerintah mengorbankan timur Bangkok - Dalam upaya untuk menyelamatkan jantung ekonomi, pemerintah akhirnya memilih untuk menggunakan bagian timur Bangkok untuk menguras sejumlah besar banjir dari pinggiran utara

Pak Lik Minarwan menuturkan selanjutnya. Seorang petugas di propinsi Samut Prakan yang berada di sebelah tenggara wilayah metropolitan Bangkok mengatakan bahwa mereka sudah siap menerima air dari Bangkok sejak 3 minggu lalu, tapi air yang mereka tunggu hanya datang dengan volume sedikit sekali. Demi bisa memanage krisis secara terpusat dan terpadu, PM Yingluck Shinawatra kemudian mengambil alih semua kontrol operasi penaggulangan banjir secara nasional mulai hari Jumat tanggal 21 Oktober 2011, sehingga tidak ada lagi pemimpin lokal yang bisa memutuskan apa yang terbaik untuk wilayah yang ia kuasai dengan mengorbankan wilayah lain.

Kerugian yang diakibatkan oleh banjir Thailand kali ini sungguh besar. Sebagai contoh, Bang Kadee, salah satu daerah khusus industri di propinsi Pathum Thani, yang baru terendam sejak beberapa hari lalu, memiliki 47 pabrik dengan perkiraan kerugian sebesar Rp 9 T. Masih ada daerah khusus industri lain yang terkena dan infrastruktur yang juga rusak. Industri yang terkena mulai dari industri pemrosesan makanan untuk restoran-restoran Jepang di Thailand, industri alat elektronik, pabrik perakitan mobil seperti Honda hingga industri penyuplai spare-part untuk pabrik mobil. Ratusan ribu orang harus kehilangan pekerjaan mereka, paling tidak untuk beberapa bulan mendatang. Dari sisi investor, kelihatannya investor Jepang yang harus menanggung banyak kerugian kali ini.

Banjir mengepung Bangkok.

Persediaan Bahan Makanan

Di saat bersamaan, sebagaimana yang terjadi saat krisis, stok makanan pokok diborong pembeli karena mereka takut tidak kebagian. Air minum botolan, makan kering dan makanan kalengan di berbagai supermarket besar sudah kehabisan pasokan. Kalaupun ada barang, harganya menjadi jauh lebih tinggi daripada harga normal sehingga konsumen harus membayar lebih di saat mereka mungkin tidak punya uang.

Bagi pemerintah PM Yingluck yang hingga sekarang tidak mau mendeklarasikan negara dalam keadaan bahaya/darurat, sepertinya ada ketakutan bahwa pihak militer akan memanfaatkan deklarasi negara darurat ini untuk merebut pemerintahnya. Entah ketakutan yang beralasan atau tidak dan terlepas dari mana yang lebih baik, mendeklarasikan negara dalam keadaan darurat atau tidak, gosip ini menunjukkan ada kalkulasi politis juga dalam penanganan sebuah krisis bencana alam seperti banjir Thailand ini.

Banjir Bangkok (sumber internet)

Apa yang bisa kita pelajari dari krisis banjir yang terjadi di Thailand?
Sejauh yang bisa kita amati bersama, hal yang bisa kita pelajari adalah:

1. Menahan kekuatan alam adalah sebuah kesia-siaan, apalagi jika dilakukan tanpa perhitungan yang benar karena kita tidak tahu apa yang kita hadapi, belum pernah mengalaminya atau kita terlalu percaya diri. Mitigasi bencana alam dengan cermat dan mencari jalan keluar tanpa melawan kekuatan alam secara frontal akan lebih bijaksana.
2. Penanggulangan sebuah krisis perlu terpusat dan dipegang oleh orang-orang yang kompeten tanpa campur tangan politis. Saat ini, usaha untuk mengalirkan air dari propinsi di utara Bangkok adalah dengan melewati propinsi lain di sebelah timur dan barat wilayah metropolitan Bangkok, yang lebih tinggi daripada wilayah Bangkok sendiri.
3. Praktek penanggulangan krisis di lapangan tidak akan pernah semudah melakukan simulasi dan tidak akan pernah sama dengan simulasi sebelum bencana terjadi sehingga akan ada saat ketika sebuah keputusan harus diambil di tingkat bawah dalam keadaan cepat. Dengan demikian manajemen krisis perlu dipegang oleh level komunitas/masyarakat yang lebih rendah dan tidak hanya di level tinggi. Ketika bencana telah terjadi dan orang-orang yang terlibat di lapangan tidak bisa menilai dan memutuskan sendiri apa yang harus dilakukan, lalu menunggu keputusan dari pusat, maka ancaman akan menjadi lebih besar.
4. Bersatu ketika sedang mengalami bencana memang sulit. Dalam keadaan krisis orang akan lebih mementingkan diri mereka sendiri. Bagaimana menciptakan persatuan untuk mengendalikan krisis?
5. Mengamankan pasokan/suplai makanan/minuman saat bencana datang juga harus direncanakan dengan baik
6. Bencana alam dapat menjatuhkan sebuah pemerintahan. Jika tidak bisa mengendalikan krisis ini, karir PM Yingluck Shinawatra mungkin tidak akan bertahan lama, pihak oposisi sudah mengeritiknya dan mempertanyakan kemampuannya sebagai pemimpin. Sebuah bencana besar akan membuat ekonomi melemah, karena banyak yang kehilangan pekerjaan, banyak kerusakan dan perlu banyak biaya dan waktu untuk memulihkan keadaan. Pada akhirnya, bencana alam dapat memperlemah pertahanan sebuah negara.
7. Bencana alam adalah national security threat, bukan cuma sekedar kemalangan atau hukuman dari Tuhan.

Dengan belajar dari peristiwa ini dan tentunya juga peristiwa di tanah air, kita mestinya dapat kembali memahami bumi tempat kita berpijak ini bukan sekedar untuk hidup dan beranak-pinak. Ada saat-saat tertentu dimana bencana datang tanpa permisi. Waspada !

sumber: http://rovicky.wordpress.com

Facebook Twitter RSS